PUASA artinya menahan, meringkus, menghalangi, mengendalikan, dan semacamnya.
Tidak ada pekerjaan yang paling berat selain pekerjaan menahan diri. Karena dalam proses menahan itu pasti ada sesuatu yang harus ditahan dalam waktu tertentu.
Sampai-sampai Rasulullah SAW, sepulang dari perang badar, perang yang sangat besar, korbannya paling banyak, menyampaikan kepada para sahabatnya, “Kita pulang dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar, jihad ap aitu? jihad menahan hawa nafsu”.
Nafsu sesungguhnya merupakan nikmat dan karunia Allah yang sangat besar bagi kehidupan manusia.
Karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini merupakan dampak dari nafsu (keinginan) manusia.
Namun di saat manusia tidak mampu mengendalikan nafsunya, maka yang terjadi adalah kerusakan.
Perlu diketahui bahwa nafsu memiliki kencenderungan untuk melakukan pelanggaran atas ketetapan Allah.
Jika manusia tidak mampu mengendalikan, menahan, mengekang, meringkus nafsunya dengan baik, pasti akan terjerumus dalam kesesatan, kesengsaranaan, kesedihan, dan penyesalan di kemudian hari.
Sebagai bukti nyata, hampir setiap hari kita saksikan di negeri kita yang sedang mengalami kekacauan.
Gerakan demonstrasi masyarakat terjadi di mana-mana, para tokoh pemikir dan ilmuwan gelisah melihat kejadian ini.
Mereka merindukan kejujuran dan keadilan bagi para pelaku pemerintahan. Namun kesombongan dan keangkuhan pemerintah dalam memperturutkan hawa nafsunya sudah tidak terkendalikan lagi.
Mengapa terjadi? Karena manusia-manusia serakah telah bermunculan di mana-mana. Kehidupan dunia dianggap segala-galanya dan dikira dapat melanggengkan cita-cita serta kebahagiaannya.
Mereka tidak mengetahui dan memahami bahwa Allah sudah memberi peringatan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah senda gurai dan permainan belaka.
Manusia yang selama hidupnya hanya memperturutkan nafsu tanpa menghiraukan perintah dan larangan Allah, pasti akan menuai kesedihan dan penyesalan.
Ingatlah bahwa setan akan terus memprovokasi manusia agar menuruti hawa nafsunya.
Setan menjadi musuh nyata bagi manusia dan mengajak kepada kejahatan sampai dengan hari kiamat tiba.
Hal itu telah direkomendasikan Allah pada saat Adam, Malaikat, dan Iblis dikumpulkan. Pada saat itu Allah mengumumkan bahwa Adam akan dijadikan sebagai Wakil Allah di muka bumi.
Mendengar pernyataan tersebut Malaikat protes dan menanyakan “Mengapa yang dijadikan sebagai wakil Allah kok Adam, bukan saya sebagai hambaMu yang paling taat, padahal Adam itu yang akan merusak bumi ini”?
Allah menjelaskan, kalian tidak memiliki pengetahuan tentang itu, ilmumu sangat sedikit, maka sujudlah kamu kepada Adam, lalu Malaikut menerimanya dan sujud kepadanya kecuali Iblis.
Namun Iblis tidak mau sujud kepada Adam, karena kesombongan dan keangkuhannya. Ia merasa paling mulia dan lebih hebat dibandingkan dengan Adam.
Penjelasan apapun yang disampaikan kepada Iblis tidak digubris. Karena itu Allah menetapkan Iblis dan anak turunnya akan menemui kesedihan, kesengsaraan, dalam hidupnya.
Mereka ditempatkan di neraka Jahannam, neraka paling bawah dan tidak akan berharga di hadapan manusia lainnya.
Mendengar hal itu Iblis siap untuk menerima resiko apapun asalkan diizinkan untuk menggota Adam dan anak turunnya agar ikut tersesat sampai hari kiamat tiba.
Para insan sejati, puasa merupakan pelajaran berharga bagi orang-orang yang beriman dan melaksanakannya dengan Ikhlas.
Ritual puasa tidak hanya menahan makan dan minum mulai terbit fajar hingga terbenam mataharim. Namun lebih dari itu semua bahwa ritual puasa mulai dari niat dan ibadah-ibadah lainnya.
Seperti makan sahur, shalat tarwih, tadarus al-Quran, infaq shadaqah, dan seterusnya mempunyai nilai-nilai yang akan mewarnai kehidupan manusia di sebelas bulan lainnya.
Dapat dipahamai bahwa niat merupakan kunci utama manusia dalam mencapai kesuksesan suatu pekerjaan. Orang tidak pernah berniat tidak akan mendapatkan sesuatu.
Tercapainya keinginan seseorang disebabkan karena niatnya. Rasulullah saw menyatakan ‘Segala sesuatu itu tergantung pada niat, dan semua yang didapatkan itu terjadi sesuai dengan niatnya”.
Rasulullah menyunahkan untuk mengakhirkan makan sahur dan mengawalkan berbuka.
Ini artinya setiap manusia hidup membutuhkan makanan dan minuman untuk menjaga fisiknya.
Ibarat mesin penggilangan padi yang telah diisi gabah yang akan digiling menjadi beras, maka ada waktu-waktu tertentu dimana gabah yang ditaruh di penampungan akan habis dan perlu diisi kembali agar tidak kehabisan gabah.
Adanya proses metabolism tubuh dan pencernaan makanan kehidupan manusia maksudnya agar proses pencernaan makanan di tubuh ini tidak mengalami keterlambatan atau kelebihan makanan sehingga dapat merusak fisik kita. Maka Rasulullah saw pernah bersabda “Puasa itu menyehatkan”. Wallahu a’lam bishawaaf. (***)