KOTA, Media Ponorogo – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Ponorogo sebentar lagi bakal memiliki Gedung Aula 3 lantai yang megah nan memesona.
Aula yang bisa menampung 200 orang itu bakal berdiri di tempat yang cukup istimewa. Yakni di Jalan Ahmad Dahlan Nomor 58 Ponorogo.
Hal ini seiring digelarnya peletakan batu pertama pembangunan Gedung Aula Lantai 3 PDA Ponorogo, Sabtu (16/9/2023).
Ground breaking itu ditandai peletakan batu pertama oleh Hj Titi Listyorini SH Ketua PDA, Drs. H. Muh Safrudin MA Ketua PDM, hingga Ketua Panitia.
Momen spesial ini disaksikan pula oleh ortom, AUM, PCA Kota, RSU Aisyiyah, RSU Muhammadiyah, Surya Swalayan hingga perwakilan NU dan Muslimat. Tampak pula para kader Muhammadiyah yang duduk di kursi dewan.
Kurnianingsih, SE Ketua Panitia Pembangunan menerangkan, sesuai rencana gedung Aula ini dibangun sebagai pusat kegiatan Aisyiyah.
“Semua kegiatan akan tersentral Aula ‘Aisyiyah ini,” sebutnya.
Menurutnya, Aula ini memiliki luas total bangunan 1.141 meter persegi. Rinciannya, lantai satu 373 meter persegi, lantai dua 384 meter persegi dan Lantai tiga 384 meter persegi.
Guru SMK Muhipo ini menyebutkan, Lantai 1 Aula bakal digunakan untuk receptionis, ruang lobi, pengembangan usaha catering ‘Aisyiyah, meeting, kamar dan musholla.
Adapun lantai 2, dipakai sebagai Aula, ruang pertemuan, pleno PDA. “Kurang lebih 200 orang,” sebutnya.
Sedangkan lantai 3 bakal dibangun beberapa ruang kamar dan rooftop.
Menurutnya, sesuai RAB pembangunan Aula membutuhkan anggaran sebanyak Rp 3 Milyar 50 Juta.
Dana tersebut berasal dari saving/kas ‘PDA Ponorogo. Selain itu juga di dukung oleh PDM, AUM & AUA, Ortom, PCA & segenap donatur/ simpatisan Aisyiyah.
“Semua ikut mendukung biar merasa handarbeni dengan memberikan andil atas pembangunan Aula ini,” ungkapnya.
Pembangunan Aula yang ditandatangani kontrak sejak 8 September itu ditargetkan selesai 7 bulan kedepan. “Waktunya dipatok 214 hari,” sebutnya.
Ia berharap, hadirnya Aula itu selain membuat kegiatan lebih tersentral juga memotivasi ‘Aisyiyah dalam berkegiatan.
“Mulai cabang sampai ranting ketika berkegiatan semua bisa memakainya. Tentunya dalam rangka pengembangan gerakan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah di Ponorogo,” pungkasnya. (mas)
