PONOROGO, Media Ponorogo – Hujan deras yang berlangsung dengan durasi yang lama berimbas pula pada pertanian.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo mencatat ada ratusan hektar sawah mengalami kerusakan.
Itu akibat terendam banjir sepanjang sepekan hingga 15 Februari 2023 karena cuaca ekstrem terjadi. Akibatnya, warga mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
“Laporan tanaman yang tergenang air/banjir hingga tanggal 15/2/2023 menyentuh angka 522 hektare,” kata Masun Kepala Dispertankan Kabupaten Ponorogo, Kamis (15/2/2023).
Masun juga merinci, dari jumlah tersebut tersebar di 8 Kecamatan yakni, Sampung, Siman, Sukorejo, Balong, Jambon, Ponorogo, Kauman, total ada 522 hektare.
“Ada laporan puso 0,14 hektare, atau satu kotak, di daerah Ngampel Kecamatan Balong,” ungkapnya.
Masun menyebut, ketika tanaman tergenang belum lebih 7 hari, kemudian surut dan tidak tergenang lagi, maka hampir dipastikan tanaman tersebut tidak puso.
“Kalau tergenang lebih dari 7 hari, kemungkinan besar puso,” jelas Masun.
Dikatakan, bila tanaman tersebut terjadi puso maka pihaknya akan bekerja mengupayakan dapat asuransi tanaman padi (AUTP).
“Satu kelompok per hektarenya, dapat claim bisa sampai Rp. 6 juta rupiah,” jelasnya.
Dari data yang dibandingkan lahan-lahan yang kita bantu asuransi, dengan sekarang kena banjir, ada diluasan 94,12 hektare.
“Ini adalah tanah-tanah masuk endemik banjir yang kita asuransikan. Dan selisihnya, adalah wilayah yang biasanya tidak banjir,” ujarnya.
Jadi, bila sebelumnya wilayah tersebut bukan masuk dalam sawah yang terkena banjir, dan sekarang terkena banjir dan puso, akan di cover di program Cadangan Benih Daerah (CBD).
“Di CBD ini, pihaknya sudah menyiapkan untuk 125 hektare, ini untuk mereka yang tidak tercover di AUTP,” pungkasnya. (mny)