THAILAND, Media Ponorogo – SMAGA mendunia melalui karya penelitian. Ya, nama SMA Negeri 3 Ponorogo kembali menggaung di Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC) Thailand.
Hal itu karena, pelajar SMA yang dipimpin Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd itu berhasil meraih bronze medal dalam kompetisi bertaraf internasional, Thailand Inventors Day 2023.
“Alhamdulillah tim KIR SMAN 3 Ponorogo meraih bronze medal,” ungkap Siti Nurwaqidah, M.Pd Pembina KIR SMAN 3 Ponorogo yang saat ini masih di negeri Gajah Putih, Senin (6/2/2023).
Ia bersama anak didiknya mengaku bahagia dan bersyukur atas capaian yang luar biasa di ajang yang digelar National Research Council of Thailand itu.
Sebab, SMAN 3 Ponorogo mampu menduduki papan atas meskipun bersaing ketat melawan peserta dari berbagai negara di dunia.
Seperti Korea Selatan, Malaysia, Egypt, Kanada, India, Laos, Vietnam, Filipina, Iran, China, Jepang, Romania, Rusia, dan berbagai negara lainnya. “Persaingannya sangat ketat, dari berbagai negara,” sebutnya.
Ajang yang berlangsung mulai 2 sampai 6 Februari 2023 itu tidak hanya diikuti pelajar setingkat SMA. “Namun juga datang dari kalangan mahasiswa dengan kategori yang berbeda,” sebutnya.
Prestasi membanggakan itu dipersembahkan oleh Alysa Virnanda Abidin. Putri dari Rofik Abidin dan Damar Dwi Wiasih, warga Desa Galak, Kecamatan Slahung.
Ia satu tim dengan Tiara Sari Qonitah, warga Desa Plosojenar, Kecamatan Kauman. Putri dari Abdulloh Ahmad dan Rina Tujiani.
“Kami senang mendapat inovasi dan relasi baru dari seluruh belahan dunia serta menambah pengetahuan,” ujarnya.
Siapa sangka, limbah rambut jagung mampu mengantarkan dua pelajar SMAN 3 Ponorogo ini bisa terbang ke Thailand dan menyabet medali perunggu.
Di bawah bimbingan Siti Nurwaqidah, M.Pd, siswi genius Smagapo itu membuat produk sunscreen dan biolarvasida.
Manfaatnya untuk mematikan larva nyamuk Aedes aegypti serta produk pengembangan lainnya.
Seperti teh diabetes melitus, sereal kesehatan, lipbalm, dan suplemen kanker. “Semua produknya terbuat dari rambut jagung,” ungkapnya.
Inspirasi dari inovasi ini karena tingginya sinar UV yang dapat membuat kulit menjadi tidak sehat. Selain itu, banyaknya kasus demam berdarah di sekitar.
“Kami tergerak untuk memanfaatkan limbah rambut jagung yang mempunyai nama latin Zea Mays L.Saccharata di sekitar lingkungan belum dimanfaatkan secara maksimal,” paparnya.
Dijelaskan, keunggulan temuan ini adalah seluruh produk terbuat dari bahan natural dan aman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. “Karena tentunya sudah melewati beberapa uji,” tandasnya.
Siti Nurwaqidah sebelumnya sudah optimis anak didiknya meraih juara. Karena melihat potensi dan semangat yang tinggi pada siswi KIR ini.
Ia selaku pembina lantas hanya bertugas mengarahkan dan memberikan motivasi. Selain itu, didukung dengan tekad yang kuat pada kedua siswi ini.
“Kedepannya, semoga prestasi KIR SMAN 3 Ponorogo semakin berkembang dan meningkat,” pungkasnya.
Sementara itu, Doktor Sasmito Pribadi Kepala SMAN 3 Ponorogo mengaku bersyukur SMAGA mendunia melalui karya penelitian.
“Sebuah gagasan ilmiah yang dikembangkan dalam sebuah rangkaian penelitian, trial and eror, dan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat,” ungkapnya.
Lewat karya ilmiah, anak didiknya terlatih untuk berfikir dan menganalisa secara mendalam sesuatu yang ia hadapi untuk mengambil suatu keputusan dengan baik dan bijak.
Karena hal yang sangat sulit selama ini, kata Sasmito, adalah bagaimana mengambil suatu keputusan.
“Inilah pembelajaran terhadap anak-anak dalam mengembangkan analitycal thinking-nya, melalui Karya Tulis,” pungkasnya. (mas)