PONOROGO – 9 warga di dua RT dukuh Bulu Ngipik Desa Bulu Lor Kecamatan Jambon terduga terjangkit chikungunya, Dinas Kesehatan Ponorogo melalui Puskesmas Jambon melakukan fogging, Jum’at pagi (30/12/2022).
Penyebab penyakit tersebut diantaranya akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit Chikungunya menyerang warga dengan berbagai rentan usia, mulai orang tua sampai anak-anak. Penderita chikungunya mengaku merasa nyeri pada persendian, dan panas dingin, demam mendadak.
Sebelumnya, dari dokter dan petugas kesehatan Puskesmas Jambon melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kunjungan ke penderita terduga terjangkit penyakit chikungunya,
Sekretaris desa Bulu Lor Siti Mariyam mengatakan, setelah dilakukan kunjungan PE oleh dokter Puskesmas Jambon dan petugas kesehatan pada semua pasien di dua RT tersebut, dari desa meminta dilakukan foging.
“Kemarin dari dokter Puskesmas Jambon dan petugas mengunjungi 9 pasien terduga terjangkit penyakit chikungunya. Hari ini kita lakukan fogging,” ujarnya.
Sekdes Bulu Lor juga menambahkan, satgas desa semalam kita kumpulkan untuk persiapan foging.
“Obat diberikan dari dinas kesehatan, sedang alat fogging desa Bulu Lor sudah ada. Yang dilakukan foging 2 RT di dukuh Ngipik,l. Ada 2 tim, satu dari satgas desa dan tim dari kesehatan,” tambahnya.
Sementara Anik Setyorini Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dinas kesehatan Ponorogo mengungkapkan, laporan dari Puskesmas Jambon dan permintaan desa Bulu Lor dilakukan foging.
“Obat disediakan dari Dinkes Ponorogo, nanti pelaksanaan didampingi petugas puskesmas setempat,” katanya.
Dijelaskan, kriteria dilakukan foging tambah Anik, jika ada 3 penderita DBD atau tersangka penderita lebih dari tiga. Selain itu atas permintaan dari masyarakat, agar masyarakat tidak resah dan menginginkan Foging.
“Masyarakat resah bisa menyebabkan imun turun, maka kita juga melakukan pertimbangan itu, obat tetap dari dinas kesehatan,” terangnya.
Dikatakan, pergantian musim hujan diwaspadai adanya penyakit DBD atau penyakit chikungunya.
“Penyebabnya sakit Chikungunya atau DBD sama yakni nyamuk Aedes Aegypti,” ujarnya
Kita ajak masyarakat untuk kerjabakti membersihkan lingkungannya dengan membersihkan sarang nyamuk.
“Penyakit Chikungunya ini tidak dilakukan pemeriksaan lab, kalau DBD harus dilakukan pemeriksaan lab. Sedang chikungunya berdasarkan kriteria diagnosa, ada semacam arah ke chikungunya, bisa langsung dikatakan chikungunya. Tidak harus pemeriksaan lab,” terangnya.
Hanya saja, lanjut Anik gejalanya chikungunya sama dengan DBD, chikungunya bisa menjadi suspek DBD atau jadi tersangka DBD. (mny).