Home Headline BERHIAS MELIMEN PROKTIF (Bersih Hijau Asri dan Sehat) dengan (Mengolah Limbah Menjadi...

BERHIAS MELIMEN PROKTIF (Bersih Hijau Asri dan Sehat) dengan (Mengolah Limbah Menjadi Produk Kreatif)

0
Oleh : Dwi Ayu Novita Andriani S.Pd (Guru Prakarya )

LIMBAH mulai menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) Mrican di Kecamatan Jenangan Ponorogo ( Sumber : Berita Jatim April 2022 ).

Hal tersebut dikarenakan setiap hari ada puluhan ton limbah yang masuk di TPA tersebut dari berbagai kecamatan dan sumber baik dari rumah tangga, industri dan perkantoran.

Hal tersebut juga terjadi di SMPN 1 Babadan, yakni TPA yang dimiliki SMPN 1 Babadan yang berada di bagian belakang sekolah mengalami penumpukan yang overload.

Hal tersebut dikarenakan selama masa pembelajaran era new normal mengharuskan warga sekolah untuk menjaga kesehatan dalam mengkonsumsi sehingga sekolah menyediakan minuman dalam bentuk botol kemasan.

Hampir 80 % siswa dari total 506 siswa membeli minuman kemasan setiap harinya selama diskolah.

Hal tersebut tentunya memicu semakin bertambahnya tumpukan sampah pada TPA di SMPN 1 Babadan.

Untuk itu perlu solusi yang kongkrit, supaya permasalahan limbah tersebut dapat segera diatasi Masalah yang timbul akibat adanya limbah yang tidak diolah/daur ulang adalah merusak pemandangan, mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan dapat mencemari lingkungan.

Limbah tidak hanya merusak kelestarian lingkungan, tetapi juga mengganggu kesehatan masyarakat.

Salah satunya adalah limbah organik yang tidak diolah. Selain bau tak sedap dan mengganggu estetika, juga menjadi tempat berkembang biak vektor dan hewan pengerat.

Dampak langsungnya adalah penurunan kualitas lingkungan dan polusi udara.

Limbah yang dibuang sembarangan dan tidak pernah diolah dengan baik menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat mengganggu proses pembelajaran.

Limbah dapat ditanggulangi dengan prinsip 3R yaitu Reduse, Reuse dan Recycle ( mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang ).

Limbah dapat diolah melalui 4 ( empat ) cara  yaitu penimbunan (metode penimbunan terbuka atau open dumping dan metode sanitary landfill), insinerasi, pembuatan kompos dan daur ulang.

Mengoptimalkan pemanfaatan limbah untuk didaur ulang di lingkungan masyarakat dan sekolah yang saya ambil merupakan produk yang memiliki nilai fungsi dan seni yaitu menggunakan limbah botol plastik / minuman kemasan dan galon air mineral menjadi pot bunga dan tempat sampah .

Alasan pembuatan produk tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran diri siswa dalam membuang sampah pada tempatnya dan menyanyangi tumbuhan dan lingkungan disekitarnya sehingga dapat mengurangi penumpukan limbah / sampah di sekolah.

Dalam menerapkan praktik “BERHIAS MELIMEN PROKTIF (Bersih Hijau Asri dan Sehat) dengan ( Mengolah Limbah Menjadi Produk Kreatif )”  menghadapi beberapa tantangan diantaranya;

1.     Menumbuhkan kesadaran semua murid dan warga sekolah yang lain terhadap pentingnya mewujudkan lingkungan kelas dan sekolah yang bersih, hijau, asri dan sehat agar nyaman untuk belajar. Suasana yang nyaman diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasilnya.

2.     Keterbatasan sarana pendukung pengelolaan limbah di lingkungan sekolah, misalnya lokasi untuk pembuangan limbah dan pengelolaan daur ulang.

3.     Menyamakan persepsi murid dan seluruh warga sekolah terhadap pentingnya pembelajaran dan penerapan di dunia nyata. Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan sebuah kolaborasi yang baik dari seluruh elemen sekolah baik dari Guru Mapel Prakarya, Wali Kelas, Tim Adiwiyata serta  dukungan Kepala Sekolah

Program kegiatan “BERHIAS MELIMEN PROKTIF (Bersih Hijau Asri dan Sehat) dengan ( Mengolah Limbah Menjadi Produk Kreatif )”  di SMPN 1 Babadan sudah berjalan selama 4 pekan dengan melalui beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut:

1.           Koordinasi Persiapan meliputi kegiatan:

a.        Penentuan tema dan subtema, menghasilkan kesepakatan SMPN 1 Babadan menentukan tema  “Bersih Hijau Asri dan Sehat’ dengan subtema “Mengolah Limbah Menjadi Produk Kreatif”

b.       Kesepakatan model pelaksanaan,  dilaksanakan dengan model penjadwalan blok yakni di hari Jum’at dan Sabtu tiap pekannya

c.        Penentuan jadwal  dan jadwal fasilitator di masing-masing kelas oleh wali kelas.

2.           Persiapan Administrasi Pelaksanaan  meliputi kegiatan;

Menyiapkan presensi murid, menyiapkan jurnal kegiatan, menyiapkan bahan ajar , menyiapkan Lembar Kerja , dan menyiapkan lembar penilaian aktifitas murid.

3.           Pelaksanaan Kegiatan  meliputi;

a.        Strategi pelaksaan kegiatan  adalah  dilaksanakan di setiap kelas dengan pembentukan kelompok di kelas-kelas.

b.       Penyampaian materi pengantar  oleh fasilitator. Sesuai dengan jadwal yang sudah ada, tiap fasilitator menyampaikan materi pengantar tentang  (program adiwiyata sekolah, pentingnya tema dan subtema yang dipilih, bagaimana pelaksanaan )

c.        Pembentukan kelompok  pada tiap kelas, dimana setiap kelas dibagi menjad 4 kelompok. Masing-masing kelompok menyusun model atau motif produk sesuai kesepakatan kelompoknya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi semangat, dan memberi ciri khas kelompok.

d.       Pengerjaan Lembar Kerja sesuai kronologi perencanaan projek, didampingi fasilitator

e.      Kegiatan praktik pembuatan tempat limbah sesuai rancangan masing- masing kelompok, dengan memperhatikan tahap-tahap produksi tempat limbah. Tahap yang dimaksud adalah tahap pembahanan, tahap pembentukan, tahap perakitan, dan tahap finishing

4.           Penyusunan Laporan Kegiatan
Merupakan kegiatan penyusunan laporan kegiatan oleh masing-masing kelompok. Proses penyusunan laporan ini didampingi oleh fasilitator di kelas sesuai jadwal. Tiap kelompok menyusun laporan atau dokumentasi kegiatan dalam bentuk video.

Berdasarkan proses yang dilaksanakan, sudah ada dampak namun masih perlu perbaikan.

Efek ini tercermin dari kondisi ruang kelas dan lingkungan sekolah secara umum yang lebih bersih dari sebelumnya.

Kesadaran siswa tentang kebersihan kelas dan lingkungan masih perlu ditingkatkan, misalnya membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenis sampahnya.

Mengingat keadaan ruang kelas dan lingkungan sekolah yang bersih, asri dan bebas sampah, untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman.

Pelaksanaan kegiatan manajemen waktu siswa juga harus diperhatikan.

Motivasi dan tindak lanjut guru harus ditingkatkan di kelas agar kegiatan siswa sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Selain itu, perlu adanya peningkatan motivasi siswa untuk bekerja sama dalam kerja kelompok agar tidak terjadi kesenjangan kinerja siswa.

Reaksi warga sekolah terhadap pelaksanaannya sangat baik, yang tercermin dari meningkatnya kesadaran seluruh anak sekolah tentang kebersihan lingkungan sekolah.

Pihak sekolah juga sangat mengapresiasi dilakukannya kegiatan berupa pameran dan lomba siswa yaitu pembuatan tong sampah.

Sebagai tindak lanjut dari pengakuan di atas, sekolah juga memberikan hadiah bagi kelas yang memiliki kebersihan kelas dan lingkungan terbaik di setiap tingkatannya.

Pelajaran dapat dipelajari dari keseluruhan program implementasi, seperti 1) Melatih siswa bekerja dalam tim, 2) bekerjasama dalam menyelesaikan tugas, 3) mandiri dalam mencari informasi, 4) kreatif dalam membuat produk/karya, dan 5) budaya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan  sekitar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here