PONOROGO – Dukungan agar Reog Ponorogo diprioritaskan pemerintah untuk didaftarkan ke Unesco terus mengalir.
Bahkan, sokongan berasal dari sesama kesenian. Salah satunya yakni seni jaranan thik Kediri.
Terbukti, para seniman reog, jaranan dan juga pasukan Pecut Samandiman Kediri melakukan orasi budaya Jalan HOS Coktoaminoto Kabupaten Ponorogo, Selasa malam (12/4/2022).
Ada sekitar 50 seniman yang kehadirannya disambut Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wabup Lisdyarita sebagai bentuk suport dan dukungan kepada Reog Ponorogo.
“Kami ketua Reog di Kediri merasa bangga mempunyai Reog yang memang berasal dari Ponorogo. Kita semua bangsa Indonesia mengakui bahwa kesenian Reog adalah kesenian asli dari tlatah Bantarangin yakni Ponorogo,” ungkap Hery Pratondo Ketua Paguyuban Seni Jaranan (Pasjar) Kediri saat menyampaikan orasinya di Dalem Ndoro Tondo Jalan HOS Cokroaminoto.
Makanya ia mendesak Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ristek Nadiem Makarim untuk memprioritaskan Reog untuk diusulkan ke Unesco sebagai warisan budaya tak benda.
“Reog mohon diutamakan karena itu kesenian kebanggaan bangsa kita, sedangkan jamu itu menyehatkan di semua negara ada, jadi tidak perlu diajukan, tapi reog hanya milik Indonesia,” jlentrehnya.
Dukungan dari seniman jaranan itu disambut bangga Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. “Matur suwun saudaraku. Saya minta jaranan seluruh Indonesia untuk melakukan aksi solidaritas suport atas pendaftaran reog ke UNESCO,” tandasnya.
Bupati mengatakan antara jaranan dan reog memang seperti saudara kembar siam. “Sebab kelahirannya sama, historisnya sama maka tidak lagi dipecahkan tidak lagi. Matur sembah nuwun rawuhipun,” pungkasnya.
Aksi solidaritas ini diwarnai pula dengan pemecutan pecut samandiman oleh Bupati Sugiri Sancoko yang memang sebagai seniman punya kepiawaian dalam memainkan alat musik trasional maupun modern. (mas)