Home Birokrasi Mahasiswa Demo di DPRD Ponorogo, Mulai Harga Migor hingga Sampah TPA Mrican

Mahasiswa Demo di DPRD Ponorogo, Mulai Harga Migor hingga Sampah TPA Mrican

0

PONOROGO – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unmuh Ponorogo mendatangi kantor DPRD Ponorogo, utara Aloon-aloon Ponorogo, guna menyampaikan aspirasi terkait mahalnya minyak goreng dipasaran, Kamis (31/3/2022).

Mereka mengungkapkan, negara Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Ketika melihat harga serta kelangkaan justru terjadi saat ini.

Hal itu dibuktikan dengan harga satuan minyak /liter 11.500 untuk minyak goreng dan saat ini naik hingga sekisar 24.000/liter.

“Dengan begitu, dapat dipahami pemerintah saat ini gagal dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk menjamin kesejahteraan rakyat,” ujar Korlap Naufal Muhammad Abdul Azis  Ketua BEM UMPO dalam orasinya.

Mereka juga menyebut, statement Menteri Perdagangan (Kemendag) Muhammad Lutfi yang menyatakan mahalnya harga minyak goreng akibat dari permainan segelintir pihak. Itu membuktikan bahwa kedudukan pemerintah hari ini telah kalah oleh segelintir pihak bernama mafia.

Sementara, di sisi lain menurut UU No. 32 Tahun 2009 diantaranya upaya penyelamatan lingkugan hidup ini adalah dengan pengelolaan sampah yang baik.

“Permasalahan mengenai sampah menjadi salah satu fokus keprihatinan mengingat jumlahnya kian hari semakin meningkat. Begitu juga di Ponorogo diketahui mengalami darurat lahan TPA sampah,” ucapnya.

Mereka juga mengatakan, berbeda halnya dengan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang berinisiatif untuk mengubah sampah di TPA Mrican menjadi briket dengan menggandeng sejumlah anak muda, namun kenyataannya saat ini berhenti total.

Unjuk rasa damai BEM Unmuh menyampaikan tiga tuntutan yakni:

1. Tolak pencabutan peraturan menteri perdagangan No. 6 Tahun 2021 “Tentang penetapan harga eceran tertinggi minyak goreng sawit”

2. Tangani permasalahan Lingkungan yang ada di TPA Mrican bagi masyarakat ponorogo.

3. Sahkan RUU PKS dan Ciptakan Ruang Aman Bagi Perempuan dan Anak.

Selain melakukan orasi, peserta aksi unjuk rasa damai juga membentangkan poster berisi tuntutan.

Di antaranya, Mosi tidal percaya pemerintah, Rakyat melarat di negeri konglomerat, cukup sampah yang kotor jangan pemerintah, Ponorogo ben di urusi cah – cah, Lemes besti minyak goreng malah, Lelah di goyang pemerintah, Komposisi penguasan : penindas, Penghianat, Penjilat, Pembohong, Anda geram kami puas.

Tak lama menggelar orasi Ketua DPRD Ponorogo Sunarto, S.Pd menemui peserta aksi.

Di hadapan peserta aksi Sunarto menyampaikan, ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah menyampaikan aspirasi demi kesejahteraan masyarakat.

“Semua aspirasi kami terima dan akan kami bawa dalam pembahasan rapat DPRD,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, isu lokal tentang pengolahan sampah di TPA Mrican Desa Mrican Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. Pihaknya akan memanggil beberapa pihak untuk duduk bersama membawa permasalahan TPA Mrican.

“Tentang kelangkaan minyak goreng bukan di wilayah Kabupaten Ponorogo saja tetapi di beberapa daerah juga mengalami kelangkaan itu merupakan ranah pemerintah pusat,” jelasnya.

Kemudiam dilanjutkan, penandatanganan kesepakatan bersama antara Ketua DPRD Kab Ponorogo dan Presiden mahasiswa serta ketua umum dewan perwakilan mahasiswa. (mny)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here