PONOROGO – SMK PGRI 2 Ponorogo memang terbukti lebih maju. SMK yang dipimpin Syamhudi Arifin SE MM ini masuk 15 sekolah di Indonesia yang menjadi nominasi ajang nasional showcase SMK Binaan Astra.
SMK yang dikenal disiplin itu pun punya potensi besar menjadi yang terbaik nasional dan menjadi SMK rujukan sebagai miniatur Astra.
Apalagi, sebelumnya SMK PGRI 2 Ponorogo juga masuk sekolah bintang 5 yang berhasil menggeser setidaknya 3200 SMK binaan Astra.
“Potensinya sangat besar, karena sudah masuk 15 besar terbaik dari 3200 peserta. Apalagi SMK PGRI 2 Ponorogo sudah dewasa. Jadi potensinya cukup besar,” ungkap Herlambang Laksamana Firdaus dari Astra Internasional disela-sela assessment nasional showcase SMK Bisa di SMK PGRI 2 Ponorogo, Jumat (18/2/2022).
Menurutnya, assesment nasional showcase ini merupakan tindak lanjut dari prestasi moncer SMK PGRI 2 Ponorogo tersebut.
“Hari ini interview dengan calon nasional showcase SMK Binaan Astra,” ungkapnya.
Menurutnya, asessment ini penting dilakukan karena Astra ingin membina satu SMK untuk menjadi miniatur atau wajah astra.
“Seluruh prodi dan semua unsur manajemen akan kami bina agar menjadi rujukan nasional dengan kompetensi beyond nasional,” sebutnya.
Dalam assessment ini dilakukan langsung tiga interviewer. Yakni Herlambang Laksamana Firdaus dari Astra International Tbk, Ismail Mudjsa Astra Daihatsu Motor dan Triyono Indrasiwi Kuncoroaji selaku Mitras DUDI.
Tim assessment ini melakukan forum group discussion untuk mengkonfirmasi 4 unsur di SMK PGRI 2 Ponorogo.
Mulai yayasan, kepala sekolah dan manajemen, kaprodi, guru prodiktif dan jurusan serta kunjungan lapang terkait insfrastruktur seperti serapan lulusan.
Penilaiannya pun komplek. Mulai menajemen sekolah, budaya industri, link and match, termasuk pengembangan kompetensi guru dan siswa.
“Dari 15 besar itu nanti akan diambil terbaik pertama dan kedua,” ungkapnya.
Sang juara nantinya bakal mendapatkan pendampingan secara menyeluruh. “Tidak hanya by prodi tapi full,” sebutnya.
Pendampingannya pun holistik. Mulai technical, non technical hingga make up insfrastruktur agar sekolah menjadi good looking.
“Termasuk manajerial, tidak lagi classical school style tapi berkembang menjadi corporate school,” tandasnya.
Syamhudi Arifin, SE, MM Kepala SMK PGRI 2 Ponorogo memandang, bisa masuk nominasi 15 besar ajang Astra ini sebagai suatu keberkahan.
“Untuk bisa lolos penilaian Astra itu sulitnya minta ampun. Tapi ini berkah dan bentuk keuntungan bagi kami bisa ikut lomba. Apalagi bisa jadi juara,” ungkapnya.
Syamhudi menegaskan, sekolahnya memang sangat tertarik dengan proses assesment dari Astra sebagai perusahaan independent.
“Kami berusaha maksimal untuk menjadi yang terbaik. Tapi, sesuai dikatakan tim penjamin mutu, apapun hasil penilaian ini akan kami jadikan evaluasi,” sebutnya.
Sebab, selama ini memang sekolahnya berkomitmen menerapkan keterbukaan.
“Kami tidak bisa menilai diri sendiri makanya kami undang pihak ketiga untuk assessment dan harus ada temuan kalau tidak maka tidak akan kami bayar. Itulah komitmen kami membiasakan terbuka biar tahu semua,” pungkasnya. (mas)