PONOROGO – SMKN 2 Ponorogo mencetak jagonya desainer batik muda di Kota Reyog. Hal ini seiring prestasi anak didiknya yang keluar sebagai juara 1 lomba desain batik tingkat SLTA se Kabupaten Ponorogo.
Desain batik anak- anak SMK Negeri yang dipimpin Farida Hanim Handayani, S.Pd, M.Pd itu menjadi yang terbaik dalam lomba desain yang digelar Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo, Sabtu (2/10/2021) bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional.
Desainer SMKN 2 Ponorogo yang terdiri dari Fadya Feby Aninnda dan Yuniar Astriyanti ini nangkring di posisi pertama setelah mengalahkan sedikitnya 24 peserta dari siswa SMA, SMK dan SMA di Ponorogo.
Hebatnya, prestasi ini pun diapresiasi langsung oleh Ketua PKK Kabupaten Ponorogo Susilowati Sugiri Sancoko. “Selamat kepada pemenang. Meskipun mendadak hasilnya luar biasa,” ungkapnya.
Sebagai rewardnya, Susilowati bakal memberikan hadiah uang pembinaan dan piagam penghargaan pada perayaan peringatan hari sumpah pemuda 28 Oktober 2021 mendatang.
Dra. Anindia Pertiwi dan Supraptini S.Pd selaku pembina mengaku bersyukur anak didiknya ditetapkan sebagai juara 1 lomba desain batik.
“Alhamdulillah senang dan tidak menyangka karena mendadak sekali, yang kami pikirkan bagaimana bisa mendesain dengan sebaik mungkin,” ungkap Anindia guru Produk Kreatif Kewirausahaan ini.
Guru Tata Busana SMKN 2 Ponorogo ini juga mengungkapkan, dalam lomba desain batik ini anak didiknya mengangkat tema Merko yang merupakan kepanjangan dari Merak dan Kopi.
“Kami menampilkan ciri khas Ponorogo salah satunya Merak yang merupakan bagian dari Reyog serta Kopi produk Ngebel,” ungkapnya.
Secara detail Anindya menyebutkan, untuk Merak ditampilkan berupa merak dan bulunya yang indah.
Sedangkan kopi di motif bawahnya ada lengkungan yang menggambarkan pegunungan Ngebel yang menjadi salah satu produsen Kopi di Ponorogo.
Menurutnya, SMKN 2 Ponorogo sendiri selama ini memang sudah mengembangkan batik dengan membuat batik tulis kontemporer yang disukai kawula muda.
Khusus SMKN 2 Ponorogo punya batik tulis abstrak yang bernama Merci, kepanjangan dari merang dan ciprat.
Merang adalah alat yang dipakai untuk membatik sedangkan ciprat adalah tekniknya. Berbagai ciri khas Ponorogo pun sudah dibuat. Seperti reyog, makanan khas dan alat musik berupa gamelan Ponorogo.
“Saya berharap lomba desain batik ini menjadi agenda tahunan untuk memunculkan desainer batik muda Ponorogo. Sehingga bisa tampil di kanca nasional bahkan internasional,” pungkasnya. (mas)