Home Budaya Tangkis Klaster Sekolah, Bupati Sugiri & Kacabdindik Gelorakan Disiplin Prokes Jadi Budaya

Tangkis Klaster Sekolah, Bupati Sugiri & Kacabdindik Gelorakan Disiplin Prokes Jadi Budaya

0

PONOROGO – Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas mulai dibuka bagi pelajar di Ponorogo.

Hal ini seiring turunnya status Kota Reyog menjadi level 3 sesuai Inmendagri yang secara otomatis diperbolehkan adanya PTM.

Baru hitungan hari PTM di Indonesia, kini santer kabar munculnya klaster sekolah di sejumlah daerah.

Menanggapi fenomena itu, semua elemen di Kota Reyog siap mengantisipasi agar kejadian itu tidak terjadi di Kabupaten Ponorogo.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menegaskan, bahwa meski berdasarkan assesment Ponorogo sudah Level 1 namun itu bukanlah sebuah penghargaan.

Tapi justru menjadi alarm pengingat kalau pandemi ini belum usai. “Alarm yang sewaktu-waktu akan berbunyi ketika jamnya tiba. Jam yang saya maksud adalah hal-hal yang bisa saja berubah ketika kita abai terhadap aturan yang berlaku dalam Prokes,” kata Kang Giri.

Ia terus mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Ponorogo untuk tetap beraktifitas dengan menerapkan 5 M.

Yakni, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengurangi mobilitas yang tak perlu, serta menghindari kerumunan.

Taat prokes ini, kata Kang Giri juga sebagai upaya supaya tidak muncul kluster sekolah di bumi reyog.

“Mudah-mudahan terantisipasi, kita akan kerja keras. Buktinya perkembangan covid-19 membaik,” kata Kang Giri.

Meski begitu, Kang Giri mengatakan tidak perlu takut berlebihan Covid-19 atau apapun, yang penting untuk melakukan kegiatan harus sesuai protokol kesehatan (prokes).

Selain itu juga mematuhi anjuran yang diberikan oleh pemerintah. Dengan begitu, Dia meyakini pandemi Covid-19 akan segera selesai.

“Tidak perlu takut Covid-19, tidak perlu takut apapun asal prokes,” sebutnya.

Pihaknya saat ini juga menggalakkan vaksinasi. Dari total pelajar SMA di Ponorogo yang mencapai 74 ribu siswa, Sugiri menyebut jika 50 persennya sudah melakukan kegiatan vaksinasi.

Tentu itu sebagai upaya dari pemerintah daerah bekerjasama dengan dinas terkait untuk meminimalisir paparan virus corona.

“Dari jumlah siswa SMA di Ponorogo yang berjumlah 74 ribu, sebanyak 50 persennya sudah dilakukan vaksinasi Covid-19,” urai Giri.

Nakes yang menjadi vaksinator, kata Sugiri siap saja melakukan vaksinasi kepada seluruh pelajar. Yang menjadi kendala, menurutnya saat ini adalah ketersediaan vaksinnya.

Pelaksanaan vaksinasi di Ponorogo, menurutnya selama ini tergantung dari kiriman dari pusat maupun provinsi. Ponorogo capaian vaksinasinya baru mencapai 32 persen dari targetnya 700 ribu warga Ponorogo.

“Nakes kita siap, tetapi ya tergantung dari ketersediaan vaksin,” pungkasnya.

Sementara itu, Nurhadi Hanuri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Ponorogo menegaskan sudah mewanti-wanti untuk disiplin prokes dalam PTM agar tidak terjadi klaster sekolah.

Cabdindik juga terus menggenjot vaksinasi bagi kalangan pelajar setingkat SMA/SMK dan PK/LK.

“Sekolah sudah menyiapkan segala sesuatu agar tidak timbul klaster. Kami perintahkan kepada sekolah agar PTM disiapkan insfrastruktur dengan baik. Budaya jaga kesehatan harus dijaga meskipun sudah level 2 atau 1. Sehingga tidak ada klaster sekolah,” tegasnya.

Senada juga disampaikan Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Ponorogo Imam Muslihin mengatakan hingga lebih dari sepekan pelaksanaan PTM belum ada laporan siswa yang terpapar Covid-19.

“Mudah-mudahan tidak ada. Anak-anak juga sangat disiplin memakai masker serta cuci tangan,” ucap Imam.

Orang tua siswa juga diminta menjemput siswa lebih cepat agar tidak ada kerumunan sesudah pulang sekolah.

“Pelajarannya juga cuma 2 jam dengan kapasitas 50 persen dari kuota normal,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here