PONOROGO -Kewaspadaan tinggi, itulah perasaan yang dialami oleh petani tembakau di 5 kecamatan di Kabupaten Ponorogo, Selasa (14/09/2021) secara tiba –tiba Ponorogo diguyur hujan deras beberapa jam lamanya.
Pasalnya, tanaman tembakau adalah tanaman yang tidak terlalu suka pada air. Namun , karena sebelumnya para petani tembakau ini sejak awal tanam Agustus lalu sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi sehingga ketika tiba-tiba hujan deras kondisinnya sampai saat ini cukup aman.
Karena fenomena perubahan iklim siklus 10 tahunan tersebut sudah jauh hari disampaikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur dan BMKG.
Sehingga para petani selalau up date Prakiraan cuaca lewat aplikasi Hp.
“Selain itu , dari Propinsi sejak awal tahun kemarin sudah memberikan buku prakiraan musim kepada petani tembakau. Sehingga jika perubahan musim terjadi seperti sekarang ini para petani sudah siap,”ungkap Tunggul Swastiko Kasi Produksi Perkebunan, Dinas Pertanian Ketahahan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.
Tunggul Swastiko Kasi Produksi Perkebunan, Dinas Pertanian Ketahahan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo mengungkapkan pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan para petani tembakau.
Kita meminta kepada mereka melakukan langkah antisipasi agar kejadian gagal panen karena terendam air hujan seperti pada tahun 2010 tidak mereka alami lagi.
“Petani di kecamatan Bungkal dan Balong , Mlarak , Badengan, Sampung menyiapkan guludan yang tinggi dan got untuk pembuangan air. Sehingga ketika hujan deras seperti kemarin semua cukup aman,” ujarnya.
Sementara Edi Sumiskan salah satu petani tembakau di desa Sendang Kecamatan Jambon mengungkapkan hujan deras yang terjadi hari Selasa kemarin membuat detak jantung berdebar.
“Tiba-tiba hujan dengan intensitas tinggi dan agak lama, kami petani tembakau disini sebelumnya sudah waspada tinggi. Hujan kemarin membuat ketir-ketir para petani, jika sampai besoknya hujan lagi tanaman kita akan rusak. Saat ini sudah mulai memanen,” tambahnya.
Selain itu dirinya, untuk antisipasi sudah membuat galengan dan pembuangan air, jika hujan air tidak menggenang dan langsung habis. (mny).