Bekerja sambil kuliah memang tidak mudah. Tidak semua orang bisa melewatinya. Karena satu dan lain hal, seseorang kadang dihadapkan pada pilihan untuk mengorbankan salah satunya.
Perlu perjuangan ekstra untuk bisa menaklukan pekerjaan serta pendidikan di waktu bersamaan.
Namun hal itu tidak berlaku bagi Saminten. Pedagang tempe Pasar Stasiun Ponorogo asal Kecamatan Balong Ponorogo memperoleh gelar sarjana S1 PAUD di INSURI Ponorogo.
Walaupun usia sudah 42 tahun Saminten guru Playgroup Wijaya Ngraket Balong Ponorogo memiliki prinsip mencari ilmu sejak lahir sampai ke liang lahat.
Berangkat ba`da subuh dari kecamatan Balong dengan membawa dagangan, membuka dagangan di lapak stasiun
Jam 7 pagi balik ke rumah dan bersiap menuju sekolah di Balong Ponorogo sebagai guru.
Siang hari jam 13.00 bersiap menuju kampus INSURI untuk menempuh ilmu sebagai mahasiswa PAUD di INSURI sampai jam 17.30 WIB.
Hal itu dilakukan dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Dan akhirnya pada hari Jum`at, 13 Nopember 2020 diwisuda sebagai sarjana S1.
Saminten mengangkat skripsi berjudul : ”Peran guru dalam implementasi pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di PAUD se Kecamatan Balong Ponorogo,”.
Skripsinya itu berhasil dipertahankan di depan penguji pada tanggal 17 Oktober 2020.
Sejak saat itu Saminten berhak mencantumkan nama dengan gelar dibelakang namanya (S.Pd).
Saminten berharap, pemerintah dalam hal ini Bupati Ponorogo memberi perhatian kepada guru-guru Play groupTK/RA/PAUD di Kabupaten Ponorogo.
“Mohon pemerintah memperhatikan guru Play group, TK karena sebagai peletak dasar pendidikan khususnya Karakter kepada anak usia dini,” pintanya.
Perhatian yang dimaksud, lanjut Saminten, adalah berupa insentif yang layak yang berasal dari dana APBD Ponorogo.
Selain itu juga diperjuangkan sebagai skala prioritas untuk bisa tersertifikasi sebagai guru Profesional.
“Sehingga mendapatkan tunjangan profesi yang bersumber dari APBN,” pungkasnya. (ist/agus rifai)