PONOROGO – Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni rupanya juga mengikuti perkembangan istilah yang berkembang di masyarakat jelang Pilbup Tahun 2020. Yakni adanya Gajah versus Semut Ireng.
Entah kebetulan atau tidak, sebelum dua istilah itu muncul, Bupati Ipong beserta pejabat Pemkab Ponorogo kerap memakai kaos bertuliskan Suling Gajah.
Kepada wartawan, Bupati Ipong menerangkan singkatan dari Suling Gajah pada kaus yang dipakainya.
“Suling Gajah ini singkatannya dari SUbuh keliLIng dan olahraGA berJamaaH,” ungkap Bupati Ipong saat berada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jetis, Jumat (3/7/2020).
Menurutnya, keberadaan Suling Gajah sudah lahir sejak tahun 2019 sebelum muncul Semut Ireng belakangan ini.
“Suling Gajah ada sejak tahun 2019. Sementara Semut Ireng baru ada sejak dua hari yang lalu mungkin ya,” sebutnya.
Bedanya lagi, lanjut Bupati Ipong, Suling Gajah tidak ada kaitan dengan pilbup 2020. “Jadi Suling Gajah ada sejak tahun kemarin. Tidak ada hubungan dengan Pilbup,” pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini muncul di masyarakat relawan yang menamakan diri semut ireng gawe bupati. Kelompok semut ireng relawan Sugiri Sancoko ini terpantau sudah membuat spanduk-spanduk yang di pasang di posko atau leng semut di berbagai wilayah di Kota Reyog.
Istilah Semut versus Gajah pertama kali dilontarkan Sugiri Sancoko saat ditanya tentang kemungkinan kembali melawan Ipong Muchlissoni di Pilbup Ponorogo 2020.
Sugiri Sancoko mengibaratkan dirinya sekarang ketika bertarung lagi melawan Bupati Ipong ibarat Semut melawan Gajah.
“Seperti Gajah melawan Semut. Ibarat Pak Ipong ini truk gandeng dan kita ini sendal jepit. Jadi tidak berimbang, yang saya miliki hanya rakyat kecil. Sekarang saya bukan siapa-siapa lagi, anggota dewan bukan, pejabat bukan, saya orang biasa,” ungkapnya.
“Kalau Pak Ipong saat ini sebagai Bupati petahana, secara finansial sangat besar, dukungan dari berbagai elemen sangat luar biasa,” ucap Giri (05/02/2020) dua bulan yang lalu. (as)