PONOROGO – Reyog Obyok mencuri perhatian masyarakat ketika tampil di Parade Reyog dalam rangka Festival Bumi Honggolono & Hari Jadi ke-579 Desa Golan, Kamis (12/9/2019).
Hal itu karena Reyog Tempoe Doeloe ini tampil berbeda dengan reyog masa kini. Salah satu perbedaannya yakni menampilkan Jatil Lanang atau laki-laki sebagai ciri khas.
Bedanya lagi, penari jatilnya menggunakan kostum berupa pakaian era mataraman, kuluk wayang dan kuda kepang.
Tampilan Reyog Obyok juga khas dengan adanya barongan atau caplokan macan tutul dan dadak yang tidak sampai dua meter.
Suguhan Reyog Obyok yang kini memang jarang dijumpai ini disuguhkan oleh Sudirman dan kawan-kawan.
Guru seni budaya SMPN 1 Jetis ini sengaja menampilkan Reyog Obyok untuk mengenalkan kembali reyog tempoe doeloe.
“Ini sebagai pembelajaran kepada masyarakat bahwa sebelum tahun 80an penari jatil Reyog Ponorogo itu ditampilkan oleh para laki-laki,” ungkapnya.
Tentu saja tampilan ini menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat yang memadati sepanjang route parade.
“Syukur kalau bisa menghibur. Tapi intinya jangan sampai melupakan dulu yang pernah ada mewarnai keragaman budaya Reyog Ponorogo,” ujarnya.
Suguhan reyog tempoe doeloe ini pun juga mendapat apresiasi Sunarto Pimpinan DPRD Ponorogo Sementara yang mengikuti parade.
Sunarto ditemani Isnani koleganya yang juga anggota dewan dari Dapil 6 Ponorogo (Sukorejo-Kauman-Sampung), nampak kompak menikmati tampilan reyog obyok.
“Sebagai bagian dari pernak-pernik melestarikan seni reyog, ya baik-baik saja dan kalau memang itu bagian reyog masa lalu tidak ada jeleknya kalau di uri-uri atau dikembangkan,” ujar politisi Partai Nasdem yang dikenal juga peduli seni budaya ini. (ist)