
Ada yang menarik jika melihat hasil rapat pleno terbuka tersebut. Yakni adanya trend meningkatnya partisipasi pemilih di Kota Reyog dalam pilgub jatim 2018 ini.
Ikhwanudin Alfianto, S.Ag Ketua KPU Ponorogo menyebutkan bahwa ada kenaikan partisipasi pemilih yang menyalurkan hak pilihnya dalam pilgub Jatim 2018 ini dibanding lima tahun sebelumnya.
Hal itu bisa dilihat dari jumlah DPT 755.185 pemilih sedangkan suara sah dan tidak sah sebanyak 500.625.
“Tingkat kehadiran atau partisipasi naik 5 persen dibanding pilgub tahun sebelumnya. Tahun ini partisipasi 66,3 persen” sebutnya.
Ikhwan menyebutkan, masih ada 33 persen tidak hadirnya pemilih ini bisa terjadi karena banyak faktor.
Seperti misalnya pemilih yang terdaftar dalam DPT namun tidak di tempat saat pencoblosan karena bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
“Warga Ponorogo yang bekerja di luar negeri atau luar daerah cukup banyak. Mereka ber-KTP Ponorogo secara aturan tidak bisa didelete atau di hapus dari DPT. Alamat di Ponorogo masih kita catat karena DPT inikan basisnya KTP elektronik,” tegasnya.
Ikhwan juga menyebutkan, dari jumlah DPT itu tidak semua C6 atau surat pemberitahuan diterimakan kepada yang bersangkutan. Itu karena pemilih tidak dikenal, pergi dan lain sebagainya.
“C6 yang tidak terdistribusikan karena tidak ada, pergi atau tidak kenal ada 36 ribu sekian. Itu kembali ke KPU. Jadi angka ketidak kehadiran ini juga banyak faktornya,” tegasnya.
Pria berkaca mata ini juga menepis bahwa kurangnya sosialisasi membuat sekitar 13 ribu jumlah suara tidak sah.
“Itu faktornya banyak. Kebanyakan karena dicoblos gambar dua-duanya. Karena hal itu mengakibatkan suara tidak sah,” pungkasnya. (asr)