PONOROGO, (MP) – SMPN 1 Kauman yang dikepalai oleh Siswanto, S.Pd, M.Pd patut berbangga hati. Pasalnya, anak didiknya masuk dalam peringkat 10 besar UNBK tertinggi tahun ajaran 2017/2018 tingkat Kabupaten Ponorogo.
Prestasi membanggakan itu diraih oleh Arni Nazira yang berhasil meraih total nilai 364.50. Rinciannya Bahasa Indonesia 92.00, big 90.00, Matematika 92.50, dan IPA 90.00.
“Alhamdulillah. Meski SMP di desa namun siswa SMPN 1 Kauman masuk dalam peringkat 8 besar nilai tertinggi UNBK, ini prestasi yang membanggakan sekali,” terang Siswanto, S.Pd, M.Pd Kepala SMPN 1 Kauman.
Menurutnya, prestasi ini menjadi bukti bahwa SMPN 1 Kauman adalah pencetak siswa berprestasi.
Menurutnya, torehan manis ini karena kebijakan yang diterapkan sekolahnya. Yakni disiplin dalam pembelajaran. Baik di kelas maupun disiplin dalam memantau tugas-tugas belajar siswa.
“Disamping itu pendampingan yang intensif saat akan ujian maupun saat akan lomba baik akademik maupun non akademik, serta pengintensifan kegiatan ekstrakurikuler sangat mendukung pencapaian prestasi siswa”, tegasnya.
Terlebih lagi SMPN 1 Kauman punya komitmen dengan budaya prestasi, budaya disiplin dan budaya religius.
Adapun beberapa capaian yang telah diraih adalah juara berbagai lomba olimpiade sains baik yang diadakan oleh dinas pendidikan yaitu OSN, dan O2SN. Maupun berbagai kejuaraan yg diadakan oleh beberapa lembaga atau sekolah lainnya.
Diantaranya juara 1 story telling tingkat jatim di Kediri, juara berbagai lomba non akademik baik olah raga maupun pramuka, dan penetapan sebagai sekolah adiwiyata nasional.
Tidak kalah pentingnya, SMPN 1 Kauman disiplin dalam mengawal pembentukan karakter religius sesuai dengan agama yang dianut siswa.
Bagi yang muslim ada tambahan pembelajaran al quran, sehingga semua siswa muslim wajib dapat membaca alquran.
Selain itu, ada program wajib tahfidz alquran juz 30 serta juz lainnya sesuai tingkat kemampuannya.
Di samping itu ada kegiatan pemantauan sholat wajib di rumah bekerja sama dengan orang tua siswa.
Sementara siswa yang non muslim dikembangkan karakter religiusnya sesuai dengan agama yang dianutnya. (agus)