PONOROGO, (MP) – Alunan ayat-ayat Al Qur’an terdengar di halaman SMAN 1 Ponorogo. Terlihat ratusan siswa berjajar melakukan sholat dhuha.
Seperti tak merasakan sengatan matahari dengan khusyuk siswa melakukan ibadah sunnah.
Siswa juga khusyuk mengamini doa yang dipanjatkan sang imam. Setelah itu mereka juga tetap antusias mendengarkan tausyiyah sekaligus motivasi yang dituturkan oleh Drs. H. Nurhadi Hanuri, MM selaku kepala sekolah.
Anak-anak Smazapo ini dengan tulus juga saling melakukan jabat tangan antar siswa maupun dengan bapak ibu guru.
Kepala SMAN 1 Ponorogo Drs. H. Nurhadi Hanuri, MM mengatakan kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin sekolahnya. Selain sholat dhuha siswa juga rutin melakukan sholat malam dilanjutkan dzikir bersama setiap malam sabtu.
“Ini semua merupakan salah satu penguatan mental spiritual bagi siswa baik sebelum maupun mendekati pelaksanaan ujian sekolah maupun UNBK,” terangnya.
Di sisi lain SMAN 1 Ponorogo sudah berupaya memberikan bimbingan secara keilmuan kepada peserta didik.
“Kami sudah intensif melakukan pembinaan-pembinaan, bimbingan belajar dan penambahan materi,” jelasnya.
Menurutnya dengan pendekatan mental spuritual ini diharapkan anak didiknya diberi kemudahan.
“Semoga Allah membuka pintu kepandaian sehingga bisa menghadapi UNBK dengan baik untuk menghasilkan prestasi terbaik,” ujarnya.
Menurutnya, upaya penguatan mental spiritual dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT ini penting dilakukan sebagai kunci kesuksesan.
“Penentu kesuksesan itu letaknya di tangan Allah SWT. Bukan hanya usaha dari manusia saja. Oleh karena itu kita harus dekat dengan Allah SWT,” ujarnya.
Nurhadi menegaskan, dalam menggapai kesuksesan tidak boleh sekuler. Artinya hanya mengandalkan usaha tanpa memohon dan berserah diri kepada Allah.
“Usaha saja sudah sukses, itu belum tentu. Karena sukses itu milik Allah. Kalau ingin sukses harus dekat dengan sang khalik agar mohon diberi kesuksesan. Antara ikhtiar dan tawakkal harus imbang,” tegasnya.
Lebih dari itu, kata kasek berprestasi Jatim ini, penguatan mental spiritual ini sebagai upaya menbentuk siswa yang berkarakter. Sehingga ketika lulus siswa tidak hanya pandai namun juga memiliki akhlak mulia.
“Lulus dari Smazapo tidak hanya pintar saja namun memiliki akhlak budi baik, serta keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Sehingga orang tua puas,” sebutnya.
Apalagi, kata Nurhadi, anak adalah aset yang tak ternilai harganya yang bakal dimintai pertanggungjawabannya di sisi Allah nantinya.
“Sehingga dengan membentuk karakter generasi yang baik ini di yaumul akhir orang tua bisa mempertanggungjawabkan apa yang diberikan Allah,” pungkasnya. (agus)