Home Budaya Sudirman Penggagas Festival Reyog Antar Kelas Satu-Satunya di Ponorogo

Sudirman Penggagas Festival Reyog Antar Kelas Satu-Satunya di Ponorogo

0

PONOROGO, (MP) – Berbagai terobosan dilakukan Sudirman M.Pd guru seni budaya SMPN 1 Jetis agar kesenian adiluhung reyog Ponorogo terus lestari.

Salah satu terobosan yang luar biasa yakni menggagas dan sukses menggelar festival reyog antar kelas.

Hebatnya, program yang terbukti mampu mencetak seniman reyog sejak dini ini tercatat satu-satunya di Ponorogo.

Festival reyog antar kelas yang sudah berjalan selama 8 tahun sejak tahun 2007 ini makin eksis dan berkembang. Kali ini digelar bersamaan dengan perayaan HUT ke-30 SMPN 1 Jetis, Senin (5/3/2018).

Kepada Media Mataraman, Sudirman menceritakan proses awal munculnya ide FRAK. Menurutnya hal itu didasari perintah kurikulum yang berbunyi mengembangkan tari tradisional daerah setempat.

“Bagi daerah lain mungkin yang tidak punya seni tradisional agak susah. Tapi Ponorogo bisa diangkat Reyog Ponorogo,” ungkapnya.

Berawal dari itu, Sudirman akhirnya mengangkat tari tradisional daerah berpasangan yang diwujudkan tari warok dan jatilan. Serta tari tunggal berupa Klonosewandono dan Bujangganong.

“Saya beranikan diangkat dan diajarkan. Awalnya tidak semua suka. Saya bingung. Kemudian muncullah ide menggagas lomba tari jatil antar kelas. Ternyata dengan label lomba anak-anak belajar serius,” ungkapnya.

Pelan-pelan lomba tari lepas itu pun berkembang menjadi lomba tari reyog secara utuh. Usahanya ini pun lagi-lagi membuat antusias siswa. Hingga akhirnya FRAK itu berjalan rutin menjadi agenda tahunan SMPN 1 Jetis.

Lewat festival ini, kata Dirman, nyatanya menimbulkan multiefek yang positif. Tidak hanya seni budaya namun sudah merambah dalam segi ekonomi, pelajaran bahasa indonesia, PPkn dan penumbuhan karakter siswa.

“Secara langsung lewat festival ini pelajaran lain tercover. Mulai kerjasama, kejujuran, disiplin, dan tanggungjawab. Jadi sangat sejalan dengan himbauan pendidikan karakter yang digalakkan pemerintah,” sebutnya.

Adapun pengaruh dalam sisi seni budaya, pihaknya menjamin seluruh siswa-siswi SMPN 1 Jetis terampil dalam menarikan reyog.
Bahkan, selain terbukti mampu masuk 10 besar Festival Reyog Mini, anak didiknya sudah mampu menularkan seni reyog kepada bocah SD melalui program service learning.

Rudi Hantoro dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo mengapresiasi langkah Sudirman dengan festival reyo antar kelas. “Kata pertama adalah selamat dan apresiasi buat guru seni dan komitmen SMPN 1 Jetis yang telah dan rutin mengadakan festival reyog antar kelas, ini tdk lain kepedulian untuk nguri uri/melestarikan serta mendidik kader-kader seni reyog agar kedepan tidak kehilangan seniman reyog,” apresiasinya. (agus)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here