Home Headline FEBI IAIN Ponorogo Cetak Mahasiswa Milenial yang Agamis, Akademis & Aktivis

FEBI IAIN Ponorogo Cetak Mahasiswa Milenial yang Agamis, Akademis & Aktivis

0

PONOROGO – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Ponorogo menggelar Studium Generale semester gasal tahun akademik 2019/2020 di Graha Watoe Dakon, Rabu (2/10/2019).

Kuliah umum yang menghadirkan pemateri Dr. H. Ahmad Imam Mawardi, S.Ag, MA Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini diikuti 1000 mahasiswa FEBI semester 1 dan 3.

Dalam paparannya, Dr Imam Mawardi yang juga pengasuh pesantren Alif Lam Miim Surabaya ini mengatakan, untuk menjadi orang sukses, mahasiswa harus mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

Selain itu, mahasiswa juga harus punya tokoh idola sesuai bidangnya. “Harus punya idola, ketahui profilenya, karakternya, dan kehidupannya sebagai suri tauladan,” ujarnya.

Dr. Aji Damanhuri M.EI Wakil Dekan 1 Bidang Akademik IAIN Ponorogo mengatakan studium general merupakan bagian dari proses perkuliahan yang dibuat secara bersama. “Bedanya, tahun ini dikemas untuk membekali karakter mahasiswa baru FEBI,” ungkapnya.

Hal ini sesuai tema studium generale yakni membangun karakter mahasiswa milenial yang agamis, akademis dan aktivis.

Tema ini diangkat, kata Aji sapaan akrabnya, karena dalam pemikiran IAIN Ponorogo, mahasiswa dikatakan sukses itu jika mempunyai 3 hal. Yakni sukses akademis, aktivis dan agamis.

Dijelaskannya, sukses akademis itu mahasiswa harus punya prestasi bagus dengan menguasai ilmu ekonomi islam.

“Ukuran sederhananya nilainya minimal A atau A Plus. Ditambah prestasi dan kompetensi lain seperti ikut kompetisi perlombaan,” ujarnya.

Oleh karena itu, FEBI memaksimalkan laboratorium. Mulai lab wirausaha, perbankan syariah, zakat, wakaf sampai galeri investasi.

Adapun sukses aktivis, lanjut Aji, FEBI memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk peka terhadap masalah sosial dengan aktif di kegiatan kemahasiswaan. Karena tokoh nasional dan internasional termasuk dosen itu besar karena berawal jadi aktifis.

Pihaknya pun tidak melarang mahasiswa untuk melakukan aksi demonstrasi. Pihaknya hanya berpesan agar mahasiswa mengerti substansi yang didemokan dan menjaga keamanan. “Soal substansi mungkin beda pendapat. Namun yang terpenting adalah bagaimana membentuk karakter kritis mahasiswa,” tegasnya.

Tak kalah pentingnya, Aji menyebut mahasiswa harus sukses agamis. Untuk membentuknya FEBI secara khusus membekali mahasiswa minimal hafal surat pendek di juz 30 Alquran, hafal doa harian dan ibadah amaliyah harian.

Aji menyebut, bisa membaca Alquran adalah bagian penting fokus kampusnya. Bagi yang belum bisa maka akan dimatrikulasi dibimbing, diujikan dan yang lulus mendapat sertifikat.

“Sertifikat ini menjadi prasyarat mahasiswa untuk daftar ujian skripsi. Kalau belum bisa baca Alquran pasti tidak lulus,” tegasnya.

Selain keagamaan, pihaknya juga membentuk etika mahasiswa dalam berhubungan dengan sesama. Baik etika komunikasi, etika berbusana, dan etika kuliah.

“Jika 3A ini bisa diwujudkan maka slogan FEBIku Hebat FEBIku Dahsyat akan terwujud,” pungkasnya. (as)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here