PONOROGO – Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)
Dr. Hamdan Zoelva, SH, MH berharap usai pemilu 2019 pertikaian di media sosial untuk dihentikan.
Hal itu disampaikan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu saat menyampaikan orasi kebangsaan dalam rangka halal bihalal Majelis Daerah KAHMI Ponorogo, Senin (1/7/2019).
Di hadapan ratusan alumni HMI, Hamdan berharap, KAHMI mampu berperan merekatkan kembali keterbelahan sosial yang selama ini berlangsung.
Terutama istilah di media sosial yakni antara cebong dan kampret. “Sudahi dan hapus sisa kampret dan cebong. Itu tugas kita semua,” tegasnya.
Pria kelahiran Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, 21 Juni 1962 ini juga berpesan agar KAHMI bisa merepresentasikan persatuan.
Yakni antara kubu pasangan capres-cawapres 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dengan kubu pasangan capres-cawapres 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
“Tidak ada lagi 01 atau 02. Kita itu satu. Karena memandang kepentingan bangsa yang lebih besar,” sebutnya.
Pemilu 2019 dengan segala macam dinamika ini bakal dicatat sebagai bahan perbaikan. “Jangan marah-marah terus di medsos. Catat kekurangan sebagai bahan perbaikan,” tegasnya.
Menurut Hamdan proses demokrasi tidak hanya berada pada pemilu saja, tetapi juga pada ada dalam roda pemerintahan. Dia pun mengajak masyarakat untuk tidak khawatir dengan sistem pemerintahan. Sebab, kata dia, pemerintahan akan tetap berpihak pada kaum mayoritas yakni umat Islam.
“Jadi itulah harapan kita semua karena KAHMI melihat sisi kebangsaan secara kepentingan bangsa kepentingan negara masa depan,” ungkapnya.
Pria berkaca mata itu menilai KAHMI memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa. Sebab, KAHMI itu ibarat miniatur Indonesia.
“KAHMI itu miniatur Indonesia,” ungkap Handan Zoelfa.
Hal itu, lanjut Hamdan, karena di HMI tempat berhimpunnya personal dari berbagai organisasi masyarakat maupun partai politik. (ist)