PONOROGO – Musik Gambus Balasyic pukau ribuan siswa-siswi SMK PGRI 2 Ponorogo. Kegiatan ini bagian dari rangkaian acara HUT ke-35 SMK PGRI 2 Ponorogo sebagai SMK Industri yang berbasis pondok pesantren.
Ribuan penonton yang berkumpul di halaman sekolah terhipnotis dan menikmati musik gambus asal Jember tersebut.
Bahkan pengunjung makin hidmat, saat musik yang di bintangi vokalis Mustofa ini, menyayikan lagu religi hitnya.
Vokalis gambus balasyik, Mustofa, sangat terkesan dengan animo siswa SMK PGRI 2 Ponorogo.
Meski SMK namun SMK PGRI 2 Ponorogo layaknya di lingkungan pesantren. Dengan berseragam koko dan berkopyah, ribuan siswa SMK PGRI 2 Ponorogo masih peduli dengan musik Islam. “Sangat mengesankan SMK PGRI 2 Ponorogo. Terbukti lebih maju,” jelasnya.
Syamhudi Arifin SE MM mengatakan sekolahnya sengaja mengundang balasic dalam rangka HUT ke-35 SMK PGRI 2 Ponorogo.
Dipilihnya musik gambus islami modern ini dipilih karena sesuai keunggulan SMK PGRI 2 Ponorogo satu-satunya SMK Industri berbasis pondok pesantren.
Dengan Syair Islam yang dibawakan balasic ini, menurutnya menjadi inspirasi bagi para siswa atau santri SMK PGRI 2 Ponorogo.
“Karena dalam syair itu, banyak pesan dakwahnya. Sehingga para penonton tak hanya disuguhi alun musik semata, tapi juga nilai agama,” tuturnya.
Istimewanya, HUT SMK PGRI 2 Ponorogo ini diwarnai kado terindah berupa kontingen yang memborong piala dalam LKS tingkat Jawa Timur.
Kontingen sterida mendapatkan hasil sebagai berikut : (1). Revydo Rivan Fahrezi : Juara 2 Bidang Lomba CNC Turning. (2) Agus Prasetyo : Juara 2 Bidang Lomba CNC Turning. (3). Bagas Triangga : Juara 1 Bidang Auto Body Repair dan akan berangkat lewat Juara 1 Pra LKS. (4). Bagus Nur Wakhid : Berangkat Lewat Nominator Wilker 4. (5). Dodi Julianto : Juara 3 Wilker 4 bidang Automobile Tekhnologi.
HS. Pirngadi BA Ketua penjamin mutu SMK PGRI 2 Ponorogo menegaskan sekolahnya berbasis pondok pesantren, mendidik siswa pandai bekerja, disiplin tinggi dan berkarakter.
“SMK PGRI 2 Ponorogo berbasis pondok pesantren. Satu-satunya sekolah yang berani menerapkan disiplin. Semua lulusan harus bisa mengaji. Kalau tidak maka ijasah belum bisa diberikan,” tegasnya.
Dengan disiplin tinggi itulah, kata HS Pirngadi, lulusan sekolahnya menjadi incaran dunia industri. “Setiap tahun sekitar 90an persen diterima kerja di perusahaan nasional bahkan internasional,” sebutnya.
Sekolahnya juga mencatatkan diri sebagai sekolah satu-satunya yang bekerjasama dengan pemerintah tianjin cina. Sebagai perwujudannya yakni melalui program luban workshop, pengiriman guru dan siswa ke cina untuk menimba ilmu seputar pemesinan dan robotika.
“SMK PGRI 2 Ponorogo satu-satunya SMK Swasta yang bekerjasama dan mengirimkan guru dan muridnya ke negara Cina,” pungkasnya. (ist)