BABADAN, Media Ponorogo – Program Nandur Panguripan yang digagas Pemerintah Kabupaten Ponorogo menunjukkan hasil yang beragam.
Satuan Tugas (Satgas) Penghijauan Kabupaten Ponorogo menggelar rapat evaluasi di Aula Taman Wengker Park, Babadan, pada Selasa (04/11/2025) untuk membahas perkembangan program ini.
Rapat yang melibatkan Komunitas Hijau Lestari dan 36 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai bapak asuh pohon ini mengungkap bahwa tingkat kehidupan tanaman yang ditanam di lahan aset Pemkab Ponorogo di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, baru mencapai 52 persen.
Menurut keterangan sejumlah OPD, penyebab utama kematian 48% tanaman adalah penanaman yang dilakukan di akhir musim penghujan.
Selain itu, banyak OPD yang enggan berinteraksi langsung dengan petani sebagai pengelola lapangan, sehingga kurang memantau perkembangan tanaman.
Padahal, kawasan seluas 10 hektar yang ditanami buah-buahan ini ditargetkan menjadi kawasan wisata buah sebagai penyangga wisata Waduk Bendo, sesuai perintah Bupati Sugiri Sancoko.
Asisten I Pemerintahan yang juga Ketua Satgas Hijau Kabupaten Ponorogo, Bambang Suhendro, menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan langsung ke lokasi.
Ia juga menekankan pentingnya peran OPD untuk terus bertanggung jawab dalam pemeliharaan tanaman dan melakukan penyulaman.
“Kita harapkan para OPD memberikan laporan yang benar. Dari 2.441 bibit pohon yang ditanam, berapa yang hidup. Selanjutnya, di musim penghujan ini harus terus melakukan pemeliharaan dengan melakukan penyulaman,” tegas Bambang.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, membentuk Satgas Penghijauan untuk mempercepat pemulihan lahan dan hutan kritis di Ponorogo yang mencapai 21.000 hektar.
Pada tahun 2024, Pemkab Ponorogo bersama Komunitas Hijau Lestari telah menanam 36.000 bibit pohon, termasuk 10.000 bibit bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di 15 desa yang rawan bencana karena lahan kritis. (ist/mas)











































