SLAHUNG, Media Ponorogo – SMKN 1 Slahung mengawali tahun pelajaran 2025/2026 dengan menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diikuti 514 siswa baru.
Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah vokasi ini.
Meski mengalami peningkatan, sejatinya masih banyak pendaftar calon siswa baru yang tidak bisa diterima karena keterbatasan daya tampung.
“Kepercayaan masyarakat memang meningkat, namun kami harus menolak banyak calon siswa karena keterbatasan,” ungkap Kepala SMKN 1 Slahung, Sutikno, S.Pd.
Ratusan siswa baru tersebut tampak antusias mengikuti MPLS dengan mengusung tema “MPLS Ramah”.
Menariknya, rangkaian kegiatan dirancang untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa baru.
Program ini mencakup pengenalan lingkungan sekolah, materi pembelajaran, dan ekstrakurikuler, semua dikemas dengan pendekatan yang ramah anak.
Salah satu fokus utama MPLS adalah pencegahan bahaya judi online, sesuai dengan tema besar Jawa Timur dalam memerangi judi online.
Selama lima hari, mulai 14 hingga 19 Juli 2025, siswa baru tidak hanya mengikuti kegiatan teori, tetapi juga praktik, seperti pengenalan ekstrakurikuler, jurusan, dan suasana bengkel.
Istimewanya, acara MPLS ditandai dengan penyerahan bantuan seragam olahraga kepada 20 siswa kelas X dari keluarga kurang mampu.
Pemilihan seragam olahraga sebagai bentuk bantuan bukan tanpa alasan. “Seragam olahraga SMKN 1 Slahung bersifat khas dan tidak dijual di sembarang tempat, berbeda dengan seragam putih abu-abu yang mudah didapatkan,” jelas Sutikno.
Ia menambahkan bahwa pemberian bantuan seragam ini merupakan program rutin sekolah yang mendukung program Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sutikno berharap MPLS ini dapat membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan belajar dan menerapkan tujuh kebiasaan anak hebat.
Sehingga tujuan menciptakan generasi Indonesia yang hebat dapat tercapai.
Dengan program-program yang berorientasi pada kesejahteraan siswa, SMKN 1 Slahung tidak hanya fokus pada pendidikan akademik, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan kesejahteraan para siswanya. (mas)