Home Budaya Viral Insiden Jathil, Sudirman: Pentingnya Wawasan Seni & Etika Moral dalam Reog...

Viral Insiden Jathil, Sudirman: Pentingnya Wawasan Seni & Etika Moral dalam Reog Ponorogo

0

KOTA, Media Ponorogo – Video viral penari Jathil yang dilecehkan oleh seorang penonton di Desa Tugurejo, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, memicu perhatian masyarakat.

Namun, di balik kehebohan media sosial, terdapat pesan penting mengenai wawasan seni dan etika dalam pelestarian Reog.

Sudirman, seniman Reog dan pensiunan guru seni budaya, memberikan pandangannya yang kaya akan pengalaman dan pengetahuan.

Sudirman, yang mengenal penari tersebut sejak masih belajar tari Jathilan Reyog di Bale Desa Bedi Wetan, menjelaskan bahwa aksi penonton yang memegang bokong penari mungkin berasal dari spontanitas.

“Saya mengenal penari itu sejak kecil, namanya Ulul. Anaknya lincah dan berbakat. Awalnya, orang tuanya yang mengikutkannya dalam kelas tari Jathilan Reyog yang saya ajar,” kenang Sudirman.

“Melihat video tersebut, saya menduga pelaku terbawa suasana. Saya yakin tidak ada niat jorok, hanya spontanitas semata. Penari mungkin kaget dan tersinggung,” tambahnya.

Namun, Sudirman juga menekankan aspek yang lebih penting: wawasan seni.

Ia mengatakan bahwa gerakan tari Jathil, dengan goyangan pinggulnya yang khas, sering ditafsirkan secara negatif.

“Gerakan tari Jathil memang bisa menimbulkan interpretasi berbeda. Ada yang melihatnya sebagai ekspresi artistik, tapi ada juga yang menilainya negatif,” ujarnya.

“Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang tari Jathil, termasuk definisi dan tata busananya, sangat penting. Buku panduan main Reog Ponorogo bisa menjadi referensi yang baik,” lanjutnya.

Sudirman menambahkan bahwa pertunjukan Reog, meski interaktif dengan penonton, harus tetap mempertahankan etika.

“Dulu, saat saya masih muda, ada aksi ‘ngambung’ (mengusik) penari. Namun, konteksnya berbeda. Itu lebih merupakan ekspresi kegembiraan di antara warga. Namun, di zaman sekarang, penghormatan terhadap penari wanita harus lebih diutamakan,” jelasnya.

Ia menyarankan agar penari Jathil juga lebih hati-hati dalam penampilan dan gerakannya.

“Penting untuk memiliki wawasan seni yang luas agar tetap dalam koridor seni yang beretika,” tegas Sudirman.

“Dengan mengedepankan artistik dan etika moral, insiden seperti ini dapat dihindari. Pengetahuan yang luas tentang seni dan budaya akan membantu semua pihak untuk menghargai dan melindungi seni tradisional seperti Reog Ponorogo,” pungkasnya.

Insiden ini menjadi pengingat bahwa pelestarian seni bukan hanya mengenai gerakan dan irama, tetapi juga mengenai pemahaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai moral yang melekat padanya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here