Baznas: Ruang Dialog Humanisme dan Jaringan Manusia Dermawan

    0

    Penulis Artikel Feature : Mohammad Lathiful Wahab

    Kehebohan publik kembali diguncangkan dengan isak tangis yang mendera dari negeri seberang. Rudal-rudal melangit dengan kejam hingga banyak melukai orang yang tak bersalah. Negeri Palestina yang kian dikenal dengan bangsanya para nabi senyatanya menyisakan kesedihan bagi seluruh umat Islam. Pasalnya, dikutip dari berita yang tersebar Konflik Israel dan Palestina mulai terjadi kembali sejak tanggal 7 Oktober 2023 lalu. Dilansir dari Consumer News and Business Channel (CNBC) Indonesia, senyatanya dilaporkan bahwa kelompak Hamas yang menguasai wilayah Gaza melakukan serangan besar-besaran ke wilayah Israel sabtu pekan lalu. Kemudian, Israel membalas dengan deklarasi perang, dimana Tel Aviv menyerang Gaza dari berbagai sisi. Namun, terdapat satu fenomena yang menjadi tindakan keji Israel terhadap masyarakat Gaza (CNBC Indonesia. 28/1/2024).
    Fenomena tersebut lebih kepada penganiayaan nilai-nilai humanisme yang menjadi korban senjata Israel. Banyak lansia, orang tua, anak-anak dan bayi justru menjadi korban luka-luka ringan, berat hingga terbunuh. Tercatat, terdapat 500 orang tewas akibat serangan rudal menghantam Rumah Sakit (RS) Baptis al-Ahdi di Gaza Selasa lalu. Perihal ini menambah angka korban tewas di Gaza menjadi 3.300 jiwa dan luka-luka lebih dari 13.000 jiwa. Detailnya, ditepi barat Gaza turut ditemukan 61 warga Palestina tewas dan 1.250 orang terluka (CNBC Indonesia 28/1/2024).. Terlepas dari problematika demikian, perhatian turut disorotkan dari dalam negeri. Indonesia yang kaya akan sumberdaya alamnya, mulai dari tanaman, pepohonan, tumbuh-tumbuhan hingga kekayaan lautnya, senyatanya menyisakan sebuah persoalan. Penderitaan masyarakat miskin masih saja menghantui negeri ini.
    Menurut laporan CNN Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat 25,9 per Maret 2023 di Indonesia. Namun, data ini sudah dikatakan lebih baik, karena banyak penduduk Indonesia dengan total 460 ribu orang sudah berkurang dan berkecukupan (CNN Indonesia 28/12/2024). Hal ini dilakukan Indonesia supaya tidak ada kejadian yang serupa di tahun sebelumnya. Detailnya, Sekira medio tahun 2016 lalu, terdapat sepasang suami istri di daerah Kediri ditemukan meninggal dunia yang diduga bunuh diri dengan menenggak racun pestisida pembasmi rumput liar. Tak jauh dari lokasi, juga ditemukan tulisan tangan semacam surat wasiat kepada kedua anak korban ihwal penjualan rumah dan tanggungan yang telah lunas. Informasi yang beredar, motif bunuh diri berkait erat dengan persoalan utang piutang (Sindonews 28/1/2024). Kejadian ini memantik komentar Muhammad al-Fayyadl yang menyebut kematian keduannya menjadi saksi tentang kebutuhan muslim kelas bawah akan sejumlah uang untuk melepaskan diri dari hutang dan jeratan rentenir penghisap (islambergerak.com 28/1/2024).
    Kejadian lain, menimpa seorang penjual lumpia di kawasan Bogor. Demi kelangsungan hidup selama pandemi Covid-19, ia memberanikan diri berhutang pada jasa pinjaman online (pinjol) dengan beragam layanannya. Namun seiring waktu perpanjangan pengetatan mobilitas, ia terpaksa menambah jumlah hutang dan akhirnya kesulitan melunasi hingga harus menjual barang-barang di rumah. Pendeknya, masyarakat kecil –yang mayoritas beragama Islam– acapkali  menjadi kalangan yang terpaksa kalah dengan mekanisme ekonomi-politik yang berlangsung. Menilik hal di atas, bisa dipastikan dunia kurang dalam memperhatikan nilai-nilai humanisme. Mengasihi, mencintai, dan menjaga kerukunan adalah tugas yang wajib diemban seluruh umat beragama di dunia (kompas.id 28/1/2024).
    Sebagai jalam tengah, maka selingkungan tulisan dihadirkan untuk menarasikan peran Badan Zakat Amil Nasional (BAZNAS) dihadirkan. Baznas adalah wadah solidaritas umat yang berkontribusi besar dalam menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan membantu masyarakat yang membutuhkan. Hadirnya baznas ini bisa dikatakan sebagai ruang dialog humanisme dan jaringan manusia dermawan. Dalam artian, nilai-nilai kemanusiaan untuk bisa saling mencintai, menghargai, menyayangi, berkembang, hingga bergerak kolektif dan berkonsolidasi adalah bagian dari dialog humanisme.

    Ruang Dialog Humanisme
    Sebagai penelusuran lebih detailnya, dialog humanisme dinilai sudah melekat dengan Baznas. Hal ini dibuktikan dengan loyalitas dan solidaritas Baznas yang melangit dengan kegiatan kemanusiaan terhadap negara saudara seiman, yaitu Palestina. Dikutip dari Hubungan Masyarakat (HUMAS) Baznas RI yang menarasikan ungkapan ketua Baznas RI, yaitu Prof. DR. KH. Noor Achmad, MA turut menyatakan bahwa Baznas RI sangat mendukung kemerdekaan Palestina. Sebagai bentuk dukungan tersebut, Baznas RI aktif untuk memberikan bantuan kemanusiaan semaksimal mungkin terhadap negara Palestina. Bahkan, beliau mengatakan bahwa konflik antara Israel dan Palestina harus segera dihentikan, mengingat banyak sekali korban yang tak berdosa berjatuhan, mulai dari anak-anak, wanita, dan lansia. Himbauan yang kembali ditekankan oleh ketua Baznas RI selanjutnya ialah menghadiahkan doa yang terbaik kepada Palestina agar masalah ini bisa diselesaikan dengan adil dan damai (Humas Baznas RI 28/1/2024).
    Melihat hal ini, secara praktis Baznas telah menempatkan diri sebagai ruang dialog humanisme dari dalam negeri untuk luar negeri. Maknanya, kemanfaatan turut tersebar dengan sendirinya. Wadah yang berpangku pada satu nama, namun kemanfaatanya bisa dirasakan oleh banyak orang. Ibaratkan satu minyak wangi yang memberikan keharuman bagi semua orang yang memakainya. Detailnya, selain kemanfaatan Baznas bisa dirasakan masyarakat Internasional, tak kalah penting kemanfaatan Baznas turut bermanfaat bagi masyarakat dalam negeri. Pasalnya, jutaan masyarakat Indonesia ekonominya masih di bawah rata-rata atau bisa dikatakan Indonesia masih tahap negara berkembang.
    Menurut laporan Mentri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang dikutip dari (CNBC) Indonesia, ekonomi Indonesia senyatanya sudah semakin membaik dan positif di atas 5% setelah Covid 19. Namun, disadari atau tidak, Indonesia masih di hadapkan dengan persoalan kemiskinan. Tercatat, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, tingkat kemiskinan yang asalnya 9,57% September 2022 sudah lebih menurun menjadi 9,36% per Maret 2023. Kemudian, jumlah penduduk miskin pada tahun 2023 ialah 25,90 juta orang, turun 0,46 juta orang dari Srptember 2022. Secara akumulatif, sejak maret 2021 sampai Maret 2023 tercatat 1,6 juta orang berhasil keluar dari kemiskinan. Secara singkat, kemiskinan bisa dikatakan menurun baik dari perkotaan maupun pedesaan walaupun belum secara totalitas (CNBC Indonesia 28/1/2024).
    Melihat hal demikian, peran Baznas dinilai fundamental dalam membantu menurunkan kemiskinan di Indonesia dengan menerapkan dialog humanisme antara pihak Baznas dan masyarakat Indonesia. dalam artian, guna menurunkan sisa-sisa kemiskinan yang belum tertuntaskan secara sempurna, tentu Baznas harus tampil sebagai garda terdepan. Yakni, mengumpulkan bantuan-bantuan yang diambilkan dari dana infaq dan zakat mal. Dalam undang-undang No 23 Tahun 2011, zakat mal meliputi pertambangan, peternakan, pendapatan, jasa, rikaz, perikanan, pertanian, kehutanan, perkebunan, perniagaan, uang, surat berharga, emas dan perak. Seandainya, jutaan masyarakat Indonesia menyalurkan zakat demikian pada Baznas sebagai wadahnya untuk disalurkan pada masyarakat Indonesia yang membutuhkan, maka sisa-sisa kemiskinan akan mudah untuk dituntaskan (Baznas RI 28/1/2024).
    Mengingat, dalam keterangan kitab fiqih salah satunya dalam fathul qorib al-mujib yang menjabarkan bahwa orang faqir dan miskin layak mendapatkan harta zakat. Dalam artian, mereka adalah orang-orang mustahiq yang membutuhkan untuk menstabilkan ekonomi yang dimulai dari tingkat primer. Banyak kebutuhan pokok seperti sandang pangan, pakaian bahkan rumah atau tempat tinggal yang belum layak, dinilai membutuhkan bantuan. Oleh karenanya, disini ruang humanisme dibuka lebar untuk membantu masyarakat Indonesia yang masih dalam tahap pemulihan ekonomi primer. Dengan demikian, manfaat zakat mal bisa dirasakan masyarakat secara merata dengan adanya Baznas sebagai wadah yang menyalurkan bantuan kemanusiaan tersebut.

    Jaringan Manusia Dermawan
    Terlepas dari peran Baznas sebagai wadah kemanusiaan, senyatanya terdapat tangan kanan yang kian tersembunyi kebaikanya. Dalam artian, aktifitas yang dilakukan bisa dikatakan berperan “dibalik tirai” yang kemudian hanya menonjolkan kebaikan melalui Baznas yang kian banyak sudah dikenal masyarakat luas. Siapa sangka orang yang berperan dibalik tirai tersebut adalah jaringan manusia dermawan yang menjadi tangan kanan pembangkit ekonomi umat. Manusia dermawan yang dimaksud bukanlah semata-mata dari kalangan orang kaya, elit, dan berduit, melainkan berasal dari manusia yang memiliki jiwa dan rasa sosial tinggi terhadap manusia lain. Baik dari kalangan orang kaya, miskin, tua ataupun muda. Lebih detailnya, tatkala mengatakan orang dermawan, maka sangat menarik jika ditilik dari sisi istilah generasi Z. Tepatmya, orang dermawan ialah orang yang mempunyai jiwa filantropi yang besar.
    filantropi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu philien yang berarti “cinta” dan anthropos yang berarti “manusia”. Adapun secara terminologi, filantropi adalah tindakan seseorang yang ditujukan kepada orang lain dengan dasar cinta nilai-nilai kemanusia dan bertujuan saling tolong-menolong, baik dalam bentuk material atau immaterial (Saripudin: 2016:166). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) filantropi bermakna “derma” yang berarti dermawan. Maknanya, orang yang mempunyai jiwa filantropi, secara eksplisit dia mengedepankan sikap dermawan dan loyalitas kepada orang-orang yang dicintai (Saripudin:2016:167).
    Menindaklanjuti pemaparan di atas, kata filantropi senyatanya digeser pada pemaknaan menurut umat Islam. Sikap umat Islam yang masyarakatnya terkenal dengan jiwa loyalitas dan solidaritas tinggi, tentu termasuk bagian dari kata filantropi. Filantropi atau dermawan tidak hanya harus berupa finansial, melainkan bisa terdiri dari beberapa hal. Termasuk diantaranya ialah ikut berjihad, berdoa, bersikap ingkar pada hal mungkar, mencurahkan pemikiran atau solusi dan sebagainya. Dalam artian, tatkala umat Islam melihat saudara Palestina berada dikecaman zionis Israel, saudara sebangsa, mereka bisa membantu dengan bentuk finansial, berjihad, berdoa, berfikir, dan ingkar.
    Sebagaimana telah Allah sampaikan dalam Qs. As-Saff: 14 yang mengamanatkan:
    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظٰهِرِيْنَ ࣖ ١٤ ( الصّفّ/61: 14
    Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah para penolongku menuju kepada (pertolongan) Allah?” Para pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah.” Maka, segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kufur. Lalu, Kami menguatkan orang-orang yang beriman menghadapi musuh-musuh mereka sehingga menjadi orang-orang yang menang. (As-Saff/61:14).

    Dalam Tafsir al-Sa>wy, lafadz yang perlu digaris bawahi adalah ku>nu> ansha>rallahi yang mengamanatkan untuk menjadi penolong agama Allah. Detailnya, Allah memerintahkan umat Islam untuk menolong agama Allah dengan lisan, perbuatan atau mengorbankan jiwa dan harta benda. Sebagaimana kaum hawa>riyyin (pengikut setia nabi Isa) yang memenuhi seruan nabi Isa “siapa yang akan menjadi penolongku menegakkan agama Allah?”. Kaum hawa>riyyin menjawab “kami yang akan menjadi penolongmu menegakkan agama Allah” (al-Sa>wy, Juz 4, tt: 264). Berangkat dari sini, bisa ditarik senafas bahwa mengupayakan filantropi yang dipraktikkan dengan sikap dermawan dan loyalitas terhadap saudara Palestina ialah salah satu bentuk menolong di jalan Allah. Yakni, jalan yang Allah ridhoi dan senantiasa dianjurkan untuk mempererat tali persaudaraan seislam dan seiman.
    Melihat hal di atas, maka narasi feature ini senyatanya menekankan kepada pembaca budiman untuk turut terlibat sebagai muslim berjiwa filantropi atau kian mudahnya dikenal dengan sebutan muslim dermawan. Bukan hanya  narasi cerita dan opini yang dibangun, melainkan data kongrit dari al-Qur’an turut dibawakan sebagai penguat bahwa menjadi orang dermawan sangat dianjurkan. Dalam konteks ini, tentu muslim dermawan tersebut diwujudkan dengan hadirnya muzakki dan orang-orang yang berjiwa solidarias, loyalitas dan sosial yang besar. Tidak memandang kaya atau miskin, tapi meihat seberapa besar kepeduliannya kepada saudaranya itulah orang kaya yang sebenarnya. Sudah pasti, orang yang kian membantu negara Palestina dalam menyalurkan bantuan lewat Baznas tentu termasuk orang dermawan. Terlebih, orang dermawan yang membantu saudara sebangsanya setanah air.
    Lebih tepatnya, muzakki yang sudah pasti menjadi tangan kanan Baznas untuk turut membantu memperbesar Baznas sebagai wadah solidaritas dan mengusap air mata umat. Bisa dibayangkan, jika Indonesia sudah berhasil membantu negara Muslim dengan berbagai ragam bantuan, yang kemudian berhasil juga membantu masyarakat lokal dengan menurunkan kemiskinan, apakah hal ini menjadi pertanda Indonesia adalah negara paling dermawan? Ataukah Indonesia bisa dikatakan negara paling berjiwa sosial? Ataukah Indonesia dikatakan negara yang hebat dalam menuntaskan kemiskinan?. Tentu jawabanya “iya” dan hal ini tidak mungkin mustahil. Maknanya, sisa-sisa pekerjaan yang belum sempat dipegang negara karena rumit atau masih dalam jangkauan yang masih susah digapai, disinilah peran Baznas harus ditingkatkan. Terutama mengatasi problematika dalam negeri.
    Sebagaimana ungkapan bu Sri Mulyani, jumlah penduduk miskin pada tahun 2023 ialah 25,90 juta orang, turun 0,46 juta orang dari Srptember 2022. Secara akumulatif, sejak maret 2021 sampai Maret 2023 tercatat 1,6 juta orang berhasil keluar dari kemiskinan. Maka, sisa orang tidak mampu yang belum keluar dari kemiskinan, harus turut dituntaskan Baznas melalui zakat mal yang berasal dari muzakki. Siapapun muzakkinya tatkala berusaha memberikan bantuan terhadap saudaranya, tentu sejatinya telah membantu jaringan kedermawanan melalui Baznas. Secara kasat mata memang tidak bisa terlihat siapa saja orangnya, tapi secara amal dia sudah membangun jaringan kuat menjadi orang dermawan bagi mereka yang membutuhkan. Pastinya, dengan hadirnya jaringan ini, peristiwa seperti orang yang bunuh diri akibat terlilit hutang, kesulitan mencari pekerjaan, bisa dicarikan solusi melalui dana Baznas yang disalurkan kepada mereka.
    Dengan demikian, peran yang diambil Baznas dalam menebar kemanfaatan bisa turut dirasakan orang-orang yang membutuhkan atau dikenal sebagai mustahiq. Kemudian, pihak muzakki atau orang-orang dermawan juga turut mendapatkan kebahagiaan karena bisa membantu saudaranya yang kesusahan. Tatkala hal ini terus dipraktikkan, maka bisa dipastikan akan membuka sayap kegembiraan dalam sektor perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dalam bahasa biologinya bisa disebut dengan istilah “simbiosis mutualisme” yaitu kegiatan saling menguntungkan antara satu dengan yang lain. Dari Baznas untuk rakyat dan dari rakyat untuk bangsa tercinta. Mustahiq bahagia dan muzakki adalah orang yang membahagiakan.

    Daftar Pustaka

    Baznas RI. “Baznas Serukan Bantuan untuk Palestina”. Dalam Humas Baznas RI (Diakses 28 Januari 2024).
    Baznas RI. “Tentang Zakat Mal”. Dalam Baznas RI (28 Januari 2024).
    CNBC Indonesia. “Disadari Sri Mulyani Ekonomi Naik, tapi ada yang Miskin”. Dalam cnbc Indonesia.com (Diakses 28 Januari 2024).
    Erika Kurnia. “Masyarakat dalam Jeratan Rentenir “Normal Baru”. Dalam kompas.id (Dikases 28 Januari 2024).
    Islam Bergerak.com. “Membangun Keberislaman yang Materialis: Arah Perjuangan Ekonomi politik Islam Progresif”. Dalam Islam Bergerak.com (Diakses 28 Januari 2024).
    Saripudin, Udin. 2016. “Filantropi Islam dan Pemberdayaan Ekonomi”. Dalam Bisnis dan Manajemen Islam Vol 4 No 2.
    Showy (al). tt. “al-Showy ala Tafsir al-Jalalain”. (Surabaya:Haromain)
    Sindonews. “Diduga Terlilit Hutang, Suami Istri di Kediri Minum Racun”. Dalam Sindonews (Diakses 28 Januari 2024).
    Tim CNN Indonesia. “25,9 Juta Orang RI Masih Hidup Miskin per Maret 2023”. Dalam CNN Indonesia.com (Diakses 28 Januari 2024). (***)

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here