Oleh : Daffa Ailla, Mahasiswa Prodi HI Universitas Brawijaya
PONOROGO selain dikenal dengan sebutan Kota Reog karena merupakan tempat lahirnya kesenenian Reog juga memiliki keindahan alam yang sangat menarik yang dijadikan sebagai objek wisata.
Tak hanya itu, Ponorogo ternyata juga menjadi saksi sejarah pada zaman prasejarah dengan ditemukannya Sampung Bone Industries atau yang juga dikenal sebagai “Sampungian”.
Sampungian merupakan budaya alat tulang manusia purba pada zaman Mesolitikum. Kebudayaan ini ditemukan pertama kali oleh L.J.C Van Es pada tahun 1926 di Goa Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur dan kemudian di ekskavasi secara sistematis oleh Stein Callenfels.
Artefak-artefak tulang dan rangga atau tanduk rusa yang ditemukan di situs Gua Lawa ini antara lain terdiri dari jenis lancipan, sudip, dan belati.
Pada situs tersebut banyak juga ditemukan perhiasan dari cangkang moluska, artefak serpih-bilah, beliung persegi, fragmen perunggu-besi, gerabah berhias tera-teli (cord-mark), hematif, dan lain sebagainya.
Hasil budaya sejenis alat tulang ini ternyata juga ditemukan di situs-situs lain seperti Gunung Sewu.
Yang menjadi ciri khas tersendiri dari Sampung Bone Industries ini yaitu terletak pada proses pembuatan alat-alat dari tulang, tulang tersebut dibelah dan satu sisinya dibuat tajam lebar dan dibentuk dengan cara menggosok ujung bagian dalam atau luar tulang.
Alat-alat ini digunakan oleh manusia purba untuk berburu, memasak, dan membuat pakaian.
Namun sayangnya, temuan alat-alat tersebut masih belum jelas konteks stratigrafinya sehingga kronologi dan penanggalan situs Gua Lawa masih simpang siur hingga saat ini.
Kebudayaan Sampung Bone di Ponorogo merupakan warisan bersejarah yang patut dilestarikan dan dipelajari lebih lanjut.
Temuan artefak tulang di situs Gua Lawa ini memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan dan keahlian teknologi manusia purba pada masa itu.
Kebudayaan ini juga merupakan bagian penting dari sejarah prasejarah di Indonesia, yang menunjukkan bagaimana manusia purba pada zaman Mesolitikum menggunakan alat-alat dari tulang dalam kehidupan sehari-hari.
Ponorogo sendiri sebagai sebuah kabupaten yang kaya akan sejarah dan budaya. Oleh karena itu, kita semua wajib untuk melestarikan budaya tersebut.
Melalui pelestarian kebudayaan ini, Ponorogo dapat mempertahankan identitasnya dan memperkaya khazanah budaya bangsa.
Selain itu, melestarikan Kebudayaan Sampung Bone juga dapat menjadi daya tarik pariwisata yang berkelanjutan, mengundang wisatawan untuk mempelajari sejarah manusia purba dan keahlian teknologi mereka. (***)