Home Headline Siswa SMKN 1 Sawoo Jawara Fotografi Se-Jatim

Siswa SMKN 1 Sawoo Jawara Fotografi Se-Jatim

0

 

PONOROGO, (MP) – Aditia Riki Pratama Fani Manggala Putra siswa kelas XII TKJ SMKN 1 Sawoo meraih prestasi yang istimewa. Anak didik SMK yang dipimpin Drs. Kuntowiyono, MT ini meraih juara 2 lomba fotografi on the spot tingkat provinsi Jawa Timur tanggal 13 s/d 14 Desember 2018 di Hotel Utami Juanda Sidoarjo.

Dikatakan istimewa karena sekolah ini tidak memiliki jurusan fotografi. Meski begitu, berkat motivasi kepala sekolah dalam mengembangkan semua bakat minat siswa, prestasi ini pun mampu diraih.

Hebatnya, prestasi ini dipersembahkan Aditia dengan menggeser puluhan peserta dari SMK/SMA Se Jatim. Aditia menjadi yang terbaik nomor dua dalam olimpiade pendidikan 2018 yang diselenggarakan UPT Tekhnologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Selain mendapatkan piagam penghargaan yang ditandatangi Dinas Pendidikan Provinsi Jatim juga mendapatkan uang pembinaan Rp 2 Juta. “Senang sekali bisa membawa nama sekolah,” ungkap Aditia.

Drs. Kuntowoyo MT kepala SMKN 1 Sawoo mengaku bersyukur anak didiknya berjaya di tingkat provinsi. Menurutnya ini menjadi kado terindah dari rentetan HUT ke-15 SMKN 1 Sawoo.

“Meski tidak punya jurusan kita wadahi berkreasi dan berekspresi sampai berprestasi,” sebutnya.

Menurutnya, prestasi ini diperoleh melalui proses. Dimana bersamaan dengan HUT sekolah digelar lomba-lomba salah satunya membuat video klip. Aditia merupakan salah satu juaranya. Ketika ada informasi lomba tingkat Jatim, Aditia ditunjuk mewakili SMKN 1 Sawoo. “Alhamdulillah lolos mewakili Ponorogo dan berprestasi. Jadi ini tidak ujug-ujug juara. Tapi melalui proses latihan,” tegasnya.

Disamping itu, prestasi ini juga karena adanya semangat juang. Pihaknya memotivasi siswa dengan slogan dan yel-yel setiap upacara. Seperti yel-yel, Semangat Pagi, Dahsyat Luar Biasa, SMKN 1 Sawoo gudangnya juara. “Ini roh untuk menyebar virus prestasi,” sebutnya.

Sementara itu, Arfa sang guru pembina mengatakan, prestasi yang diraih anak didiknya memang melalui latihan. Dia memberikan bimbingan meliputi pengenalan kamera, pengaturan mode manual mengenai pencahayaan, dof, dan sebagainya.

Arfa menegaskan, yang paling penting yaitu moment obyek yg difoto (point of interest). Yang tak kalah penting lainnya teknik pengambilan foto seperti sudut pengambilan, teknik cropping, dan lighting.

Selain itu, pada waktu latihan dia menekankan bahwa fotografer harus memiliki pandangan lain.

Jika kebanyakan orang mengatakan bahwa suatu tempat dikatakan kurang bagus untuk berfoto, fotografer harus menganggap ‘bagus’ dengan memaksimalkan teknik dan peralatan yang dimiliki.

Terbukti dengan trik ini siswa tidak kaget ketika berada di tempat yang kurang bagus dan tetap bisa mengambil gambar dengan baik.

Kemudian kami juga menekankan kepada siswa bahwa kamera hanyalah alat. Sedangakan yang terpenting adalah ‘the man behind the camera’ atau fotografer.
Sebagus apa pun kamera, jika kurang dimaksimalkan hasilnya juga kurang maksimal pula.

Hal ini terbukti siswa mampu mengalahkan peserta lain berlensa mewah dengan hanya menggunakan lensa bawaan kamera/kit.
“Oleh karena itu, fotografer hendaknya memiliki feel tentang fotografi, agar hasil fotonya maksimal dan disukai banyak orang,” pungkasnya. (sri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here