Home Budaya Ketua Bantarangin Coop Bangga Grebeg Tutup Suro Bantarangin Lestari Abadi

Ketua Bantarangin Coop Bangga Grebeg Tutup Suro Bantarangin Lestari Abadi

0

PONOROGO – Nama Bupati Ponorogo Periode 2010-2015 H. Amin, SH, MH dielu-elukan dalam kirab budaya rangkaian Grebeg Tutup Suro Bantarangin, Minggu (28/8/2022).

Lantaran, H. Amin yang kini aktif sebagai Ketua Bantarangin Coop ini dikenal sebagai penggagas dan pemrakarsa berdirinya monumen lengkap dengan pelataran serta panggung utama Bantarangin.

Berkat perjuangannya semasa menjadi Bupati, dibangun pula GOR sebagai sarana olahraga dan angleluri budaya jawa di petilasan kerajaan Bantarangin itu.

“Bantarangin ini berdiri merupakan hasil perjuangan Pak Amin bersama kawan-kawan kulon kali. Beliau menjadi perintis dan pendiri yayasan bantarangin,” ungkap Yunan Ahmad warga Somoroto yang juga pengurus Bantarangin Coop Jatim.

Monumen beserta bangunan ini disumbangkan beliau untuk kawula muda di Kutho Kulon. Utamanya pemuda pemudi generasi muda Ponorogo yang hebat.

Tujuannya utamanya yakni, melestarikan seni budaya reog yang lahir di tanah Bantarangin. Yakni melalui kegiatan bernama Grebeg Tutup Suro Bantarangin.

“Ini adalah sumbangsih warga Kutho Kulon bernuansa seni budaya Ponorogo yang identik dengan reognya,” sebutnya.

Pun, pada masa Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kegiatan yang sempat terhenti karena pandemi ini juga kembali digelar.

“Warga kulon kali bersama Pemkab Ponorogo tetap bersatu dalam semangat bergandeng erat, bergerak cepat menuju ponorogo hebat,” tandasnya.

Pun, mantan Bupati Amin turut serta berpartisipasi agar agenda budaya itu tetap lestari abadi.

H Amin sebagai ketua Bantarangin Coop turut mempromosikan Grebeg Tutup Suro Bantarangin lewat berbagai media.

“Ini penting. Apalagi nama atau brand koperasi Bantarangin diambil dari nama besar petilasan Bantarangin,” sebutnya.

Selain itu, H Amin beserta istri turut memeriahkan kirab budaya dengan menaiki kereta kuda berperan sebagai Yayasan Bantarangin.

Menyusul di belakangnya Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko dan Wabup Lisdyarita. Bersama ratusan peserta kirab dari berbagai lembaga instansi di kulon kali.

Menurut Yunan, agenda tahunan ini perlu terus digiatkan karena sebagai upaya pelestarian budaya.

Utamanya generasi milenial perlu mengetahui sejarah. Yakni konon pada jaman dahulu pernah berdiri sebuah kerajaan besar bernama Bantarangin dengan rajanya gagah sakti mandraguna Klonosewandono.

Sebagai prasyarat melamar Dewi Songgolangit maka Klonosewandono menciptakan seni yang belum ada di dunia yaitu reog Ponorogo.

Di samping itu, ajang ini juga mampu mengungkit sektor ekonomi. Utamanya UMKM yang bergeliat.

“Kedepan harus lebih ramai bahkan kalau bisa petilasan bantarangin diperluas,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here