Home Birokrasi Dinas Pendidikan Siapkan Solusi Terbaik Atasi Runtuhnya Atap Ruang Kelas SDN Nongkodono

Dinas Pendidikan Siapkan Solusi Terbaik Atasi Runtuhnya Atap Ruang Kelas SDN Nongkodono

0

KAUMAN, mediaponorogo.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo terus bergerak menyiapkan solusi terbaik menyusul runtuhnya atap salah satu ruang kelas SDN Nongkodono, Kecamatan Kauman.

Seperti diketahui, akibatnya runtuhnya atap ini, sejumlah siswa harus belajar diruang perpustakaan.

Selain itu, ruang kelas yang lain juga dalam kondisi yang cukup membahayakan, dengan berpotensi runtuh. Hal itu disebabkan, kerangka atas dalam kondisi lapuk karena faktor usia.

Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo, Nurhadi Hanuri saat dihubungi, Senin (22/8/2022) mengatakan permasalahan rusaknya gedung di SDN Nongkodono memang tidak dipungkiri, karena memang peristiwa alam dan usia bangunan.

“Dinas Pendidikan Ponorogo sudah menurunkan tim, untuk menganalisa kondisi ruangan di sekolah tersebut. Sebenarnya dengan diturunkannya 2 atap kelas tersebut, proses pembelajaran masih bisa berjalan, karena masih ada ruang perpustakaan, sehingga tidak perlu dibesar-besarkan beritanya. Yang terpenting adalah mencari solusinya, bagaimana untuk segera melakukan perbaikan ruang kelas yang rusak tersebut,” ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, Dinas Pendidikan juga mencari alternatif lainnya, diantaranya menjalin kerjasama dengan SMPN 1 Kauman untuk mencarikan solusi jika masih ada kekurangan kelas untuk belajar.

“Kata Kepala SMPN 1 Kauman bisa menggunakan 4 ruang kelas di sekolah tersebut, karena jaraknya berdekatan dan itu sudah disampaikan ke Kepala SDN Nongkodono sambil menunggu proses pengajuan dana PAK,” sebutnya.

“Semoga masyarakat dan lintas sektoral bisa memahami dan ikut mencarikan solusi bagaimana caranya untuk penyelesaian perbaikan gedung di sekolah tersebut. Karena ini merupakan tanggung jawab bersama,” ujarnya

“Mari bersama-sama berpikir yang jernih, bukan berati pemerintah kabupaten lepas tanggung jawab, tetapi terus berusaha mencarikan solusi dengan pengajuan alokasi anggaran melalui DAK, DAU dan pengajuan PAK. Dana PAPBD dan semua ada mekanisme dan proses yang harus dilalui biar tidak timbul masalah di kemudian hari,” paparnya.

“Artinya Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan bukanya diam dan tidak bertanggung jawab, tetapi terus berupaya bagaimana untuk mencarikan solusi yang terbaik,” imbuhnya.

Esensi sekolah, kata Nurhadi, sesungguh adalah belajar, sehingga dalam kondisi apapun proses belajar harus tetap berjalan dimana saja kapan saja, apakah dengan menggunakan ruang kelas sebagai tempat tatap muka atau dengan secara daring.

“Di abad 21 ini, atau dimasa revolusi industri 4.0, penguasaan digitalisasi sangat penting, termasuk dalam sistem pembelajaran, yang terpenting adalah bagaimana memotivasi guru dan siswa untuk terus aktif dalam menerapkan perkembangan teknologi termasuk didalam pembelajaran,”paparnya.

“Artinya dalam kondisi apapun proses pembelajaran harus terus berjalan dan tidak boleh berhenti, walaupun ruang belajarnya rusak. Guru dan kepala sekolah harus mampu mencarikan alternatif model pembelajaran yang terbaik dengan memanfaatkan perkembangan teknologi terkini. Apalagi disaat pemerintah menerapkan merdeka belajar. Ini yang harus segera ditangkap oleh seluruh elemen yang peduli dengan kemajuan pendidikan.

Namun keberadaan ruang kelas, tetap sangat penting, sehingga pemerintah Ponorogo, terus berusaha melakukan analisa mengenai kondisi ruang belajar.

“Agar tetap kondusif untuk proses pembelajaran dengan mengajukan dan nengalokasikan anggaran untuk perbaikan ruang kelas sesuai dengan mekanisme yang ada,”jelasnya.

“Semoga semua gedung gedung yang rusak untuk bisa segara dicarikan solusi untuk perbaikannya. Kami ucapkan terima kasih atas segala kritik saran yang diberikan terkait dengan beberapa gedung yang rusak tetapi masih proses untuk penyelesaiannya,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here