Home Budaya Manggala Wiyata SMAN 3 Ponorogo Tampil Fantastik di FNRP Grebeg Suro 2022

Manggala Wiyata SMAN 3 Ponorogo Tampil Fantastik di FNRP Grebeg Suro 2022

0

PONOROGO – Manggala Wiyata grup reog SMAN 3 Ponorogo menyuguhkan tampilan yang fantastik pada ajang Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXVI.

Grup reog SMA Negeri yang dipimpin Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd itu mampu menyuguhkan tari yang atraktif, Selasa (26/7/2022) di Panggung Utama Alun-Alun Ponorogo.

Istimewanya lagi, tampil dengan nomor urut 10, Reog Manggala Wiyata disaksikan langsung oleh rombongan Kementrian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Kemenakerpraf).

Pun, Manggala Wiyata juga menghipnotis ribuan pasang mata penonton di Alun-Alun Ponorogo yang menyaksikan serangkaian perayaan Grebeg Suro 2022 dan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo ke-526 itu.

Ahmad Imron, S.Pd Wakasek Kesiswaan mengaku bangga anak didiknya tampil maksimal dalam ajang bergengsi ini.

Apalagi, reog Manggala Wiyata ini tentunya dibawakan oleh para siswa-siswinya. Terdiri dari warok, tari jathil, bujangganong hingga Prabu Klono Sewandono.

“SMAN 3 Ponorogo selalu berperan aktif dalam setiap gelaran FNRP. Bahkan gelaran tahun ini masuk dalam agenda Kharisma Event Nasional (KEN) Kemenakerpraf. Tentu ini sesuatu yang cukup dibanggakan,” ungkapnya.

Tampilnya Manggala Wiyata mendapat supporting Kepala SMAN 3 Ponorogo, Dr. Sasmito Pribadi M.Pd yang mengawal langsung.

Menurutnya, dalam menghadapi festival tingkat nasional ini sudah melakukan persiapan yang cukup matang.

“Tentunya, para siswa-siswi dibina dan dibimbing oleh guru berkompeten di bidang kesenian. Reog sudah merupakan bagian tak terpisahkan dari SMAGA,” terangnya.

Doktor Sasmito menegaskan, SMAN 3 Ponorogo komitmen mengembangkan semua bakat minat siswa. Termasuk seni reog Ponorogo.

“Selain Ilmu pengetahuan dan Imtaq, ini juga bagian dari visi misi sekolah tentang interegrasi pengembangan budaya. Salah satunya kita mengimplementasikan melalui FNRP ini,” ungkapnya.

Terlebih lagi, adanya reog Manggala Wiyata juga menjadi wadah kreativitas bagi anak didik.

Utamanya, sebagai upaya turut melestarikan dan nguri-uri budaya kesenian asli Kabupaten Ponorogo.

“Kami tetap optimis mampu meraih 10 besar penyaji terbaik. Tapi yang terpenting adalah memberikan pengalaman, wawasan, penguatan karakter Pancasila yang diimplementasikan melalui pendidikan budaya,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here