PONOROGO – Pelajar SMKN 2 Ponorogo mempunyai inovasi dan kreatifitas yang tinggi. Pun, berkat inovasinya itu mampu mempersembahkan prestasi yang luar biasa..
Terbukti, pelajar SMK Negeri yang dipimpin Farida Hanim Handayani, S.Pd, M.Pd itu berhasil menyabet prestasi tingkat nasional.
Uniknya, prestasi prestisius itu diraih berkat produk olahan makanan bernama Donsukita yang merupakan kepanjangan dari (Donat Sukun Isi Tahu Ayam).
Donsukita made in tiga siswi SMKN 2 Ponorogo itu meraih juara 1 dalam lomba Sayembara Kompetensi Siswa SMK Indonesia (SaKSSI) Tahun 2021 bidang Kulineri Jajanan Pasar.

Ketiganya adalah, Vitriyani, Novita Fitri Rahayu dan Tria Yunita Nur Faizah.
Mereka menghadirkan Donat dengan modifikasi baru berbahan utama dari buah sukun dan feeling atau isiannya nuget ayam. Sehingga diberi nama Donsukita atau Donat Sukun Isi Tahu Ayam.
Pastinya Donsukita ini menjadi makanan cita rasa tinggi dengan balutan anti mindstream dan pastinya berbeda dari biasa dibuat.
Faizah Hidayati, S.Pd memaparkan, prestasi ini tergolong prestisius karena diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nilai lebihnya lagi, persaingan sangat ketat karena diikuti oleh peserta se Indonesia. Dari Aceh sampai Papua.
“Hebatnya, SMKN 2 Ponorogo meraih juara 1 dengan nilai rata-rata yang nyaris sempurna yakni 94,54,” sebutnya.
Faizah menerangkan, ide Donsukita muncul dari siswa yang mengkreasikan jajanan pasar dengan tampilan modern.
“Menariknya, Donsukita memodifikasikan penggunaan bahan lokal yang mengandung unsur gizi yang lengkap dan seimbang. Yakni Sukun dan isiannya Tahu Ayam,” ungkapnya.
Adapun keistimewaan Donsukita buatan anak SMKN 2 Ponorogo ini adalah makanan jajanan sehat dan bergizi.
“Donsukita juga cocok dikonsumsi oleh semua kalangan usia, praktis dan harga terjangkau,” sebutnya.
Prestasi ini disambut bangga Farida Hanim Handayani, S.Pd, M.Pd selaku kepala SMKN 2 Ponorogo
“Saya tentu bangga dengan prestasi juara 1 Nasional SaKSSI yang diadakan oleh Direktorat PSMK,” ungkapnya.
Menurutnya, kunci prestasi ini sebenarnya sederhana yakni sekolah berani memberi kesempatan dan kepercayaan pada peserta didik untuk mengeksplor potensi diri.
Adapun sekolah, hanya memfasilitasi peserta didik agar punya kepercayaan diri untuk mengembangkan kreatifitasnya.
“Prestasi ini menjadi bukti bahwa SMKN 2 Ponorogo mampu berkreasi dan bersaing di tingkat nasional,” pungkasnya. (mas)