Home Headline 250 KK Desa Wayang Pulung 30 Tahun Hidup Tanpa Listrik

250 KK Desa Wayang Pulung 30 Tahun Hidup Tanpa Listrik

0

PONOROGO – Siapa sangka di era revolusi industri 4.0 ini masih ditemukan wilayah di Ponorogo yang ‘hidup dalam kegelapan’ alias tanpa adanya listrik.

Seperti dialami ratusan kepala keluarga (KK) di Dusun Mutih dan Dusun Krajan Desa Wayang Kecamatan Pulung.

Bahkan, selama 3 dasawarna atau 30 tahun warga harus rela tidak menikmati aliran listrik secara mandiri.

Pengajuan pemasangan listrik tidak kunjung terwujud meskipun sampai berganti empat kepala desa.

Puluhan tahun, untuk penerangan sehari-hari pakai lampu petromax atau lilin. Untuk elektronik seperti Tv pakai aki, Tape recod pakai batu baterai.

Penderitaan warga Wayang itu akhirnya berhenti di tahun 2021, karena pengajuan jaringan listrik itu akhirnya terealisasi.

Puluhan tiang listrik mulai datang. Seperti yang terjadi pada Jumat 20 Agustus 2021 telah membuat harapan dan ngidam mereka untuk bisa menikmati aliran listrik akhirnya bakal menjadi kenyataan.

Karena selama ini 150 KK warga Dusun Mutih di sebelah barat hanya menikmati aliran listrik dari hasil nyabang milik warga Dusun Surodipo yang berbatasan dengan wilayah mereka.

Satu spedometer dengan kekuatan 450 Kwh digunakan atau dicabang untuk 7-8 rumah atau kepala keluarga.

Praktis listrik tersebut hanya bisa digunakan untuk satu penerangan saja atau menyalakan satu lampu bohlam.

Aliran listrik juga tidak bisa digunakan untk perekonomian seperti pertukangan, industri rumah tangga dan juga air bersih.

Bahkan, semakin ke timur warga tidak bisa menikmati aliran listrik tersebut, begitu pula dengan rumah- rumah baru lainnya.

Hal serupa juga dialami oleh 100 Kepala Keluarga warga Dusun Krajan.

Maryono warga Dusun Mutih Desa Wayang menuturkan, selama 30 tahun tanpa listrik ekonomi warganya sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan semua.

Dan pihaknya bersama 8 orang warga ini sudah berjuang selama puluhan tahun untuk mendapatkan listrik ini.

Bahkan, dirinya bersama warga lainnya sempat menjual ternak untuk urunan biaya pasang jaringan listrik namun juga tidak berhasil .

“Dan baru bisa terealisasi setelah ketemu Pak Johan Budi kemarin. Saya sangat berterima kasih,”ungkap Mariono kepada Media Ponorogo, Rabu (25/08/2021)

Sementara itu, Kepala Desa Wayang Subari mengatakan sekitar 30 tahun memang dua wilayah di desanya ini nyidam listrik.

Informasinya pihak pemerintah desa sudah mengajukan proposal. Namun sudah berganti 4 kepala desa namun namun tidak pernah terealisasi.

“Sudah 30 tahun mereka mengajukan pemasangan jaringan listrik dan baru sekarang ini terealisasi,” ungkapnya.

Di tengah pandemi yang serba sulit ini, istrik ini menjadi pengobat hati warga Desa Wayang.

Pasalnya, ketika mengajukan proposal ke PT. PLN Pusat di Jakarta berharap bisa terealisasi agar bisa mengungkit ekonomi masyarakat.

Subari juga menyampaikan pihaknya dan warganya berterima kasih kepada anggota DPRRI dari fraksi PDI Perjuangan Johan Budi Sapto Pribowo yang sekitar 3 bulan lalu berkunjung ke desa dan mendengarkan aspirasi warga ini.

“Kita menyampaikan masalah listrik ini ke pak Johan Budi, kemudian disuruh mengirimkan proposal ke PT.PLN,“ terangnya.

Listrik akan bisa di gunakan kegiatan pertukangan, industri kecil dan pertanian karean itulah mata pencaharian penduduk sini yang hampir sebagaian besar berada di garis kemiskinan.

“Warga semua berterima kasih atas bantuan listrik ini,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here