PONOROGO – Patung warok yang merupakan identitas Kota Reyog kini berdiri gagah menjadi pusat perhatian masyarakat di Jalan HOS Cokroaminoto.
Siapa sangka, patung warok ini ternyata merupakan karya seniman asal Babadan yakni Titis Mursito yang dipercaya Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Secara eksklusif kepada Media Ponorogo Titis sapaan akrabnya menuturkan tantangan dalam membuat karya patung warok tersebut.
Menurutnya, tantangannya adalah ia harus membuat patung yang bagus dalam waktu singkat.
Karena face off jalan HOS Cokroaminoto adalah salah satu program 99 hari kerja Bupati Sugiri Sancoko. Dan patung warok adalah salah saru item atau titik utama dalam face off jalan Hos Cokro ini.
“Tantangannya, hasilnya harus bagus dan tepat waktu di tengah pandemi yang segala sesuatunya serba terbatas,” kata Titis Mursito, Senin (23/8/2021).
Tantangan itu pun dijawab oleh Titis. Terbukti dalam waktu yang tidak begitu lama berhasil merampungkan patung. “Untuk patungnya sekitar 1,5 bulan di luar taman pendukung,” sebutnya.
Patung yang menghabiskan dana sekitar Rp 75 Juta ini menggunakan bahan semen.
Meski kini sudah berdiri megah, untuk membuatnya patung warok ini juga penuh kerumitan.
Sebab, kata Titis, patung warok ini 3 dimensi. Sudut pandangnya dari segala arah alias 360 derajat.
Sehingga yang sulit adalah membuat, bentuk dan proporsi yang baik dan benar dari segala arah.

“Contohnya sudah bagus dari sudut tertentu, ketika pandangan bergeser 1 derajat saja belum tentu sudah bagus. Jadi beda banget sama lukisan atau gambar yamg cuma dilihat dari depan saja,” paparnya.
Bagian yang tersulit,Titis juga harus bisa menggambarkan ekspresi karakter warok ini.
“Harus terlihat tegas, berwibawa, kereng sangar, wingit tapi tidak brangasan atau urakan, tidak lagi sedih, tidak lagi seneng tapi tidak sedang marah,” jlentrehnya.
Ia mengaku bangga dan tertantang ketika dipercaya membangun patung warok. “Kebetulan beberala kepala dinas yang mengenal saya bisa meyakinkan pak bupati. Karena Pak bupati Kang Giri mengenal saya bukan sebagai seniman. Akhirnya ditunjuk untuk pembuatan patung tersebut. Tentu perasaan ketika ditunjuk senang dan tertantang,” ceritanya.
Ia berharap, dengan adanya patung warok di jalan HOS ini bisa bermanfaat bagi Ponorogo.
“Bermanfaaat bagi jati diri dan identitas Ponorogo, menjadi sarana dan prasarana yang berguna juga, baik untuk wisata, edukasi, ekonomi, sosial, seni dan budaya,” pintanya.
Titis sapaan akrabnya, bukan sosok baru dalam dunia seni patung. Berbagai karya telah dilahirkan seniman kelahiran Ponorogo ini.
Titis pula sosok di balik patung patung reyog pasar legi dan relief perjuangan bangsa di Taman Makam Pahlawan.
Titis memang terlahir dari seorang yang berdarah seniman. Karena ayahandanya almarhum R.Darwijanto merupakan guru seni SMPN 2 Ponorogo.
“Ayah saya guru seni rupa yang aktif berkarya baik lukisan ataupun patung, dari situ saya dapat ilmu,” ungkapnya.
Bahkan, sejak tahun 1986 waktu masih kelas 6 SD, Titis kecil sudah ikut membantu ayahnya membuat patung reog di Sukosari Babadan dan relief gapura perbatasan Magetan Ponorogo.
Pria yang murah senyum ini juga nyantrik pada sejumlah pematung. Seperti sayugyo pembuat patung Sukowati, tugu batas Madiun Ponorogo dan patung pejuang/BCA.
Ia juga ngangsu kaweruh pada pelukis Maspoor dan beberapa seniman lain diluar Ponorogo. “Sempat sekolah formal seni di beberapa kota tapi putus di jalan, saya lebih suka berguru langsung pada seniman-seniman senior,” pungkasnya. (agus s rifaai)