BABADAN – Ketakutan dan kekhawatiran akibat pandemi Covid-19 jangan sampai menghilangkan rasa kemanuasiaan, kegotongroyongan dan kepedulian sosial.
Namun sebaliknya, memomentum untuk saling peduli meski harus tetap memakai protokol kesehatan agar tidak terjadi penyebarandan penularan virus korona.
Rasa kemanusiaan ini juga yang mendorong Mariam (60 tahun) seorang dukun pijat bayi di Dusun Karang Nggayam Desa Trisono terpaksa harus membantu kelahiran.
Yakni pada seorang bayi di Dusun Karanggayam Desa Trisono Kecamatan Babadan akibat ditolak 3 bidan pada detik-detik melahirkan.
Banyak hal yang menjadi penyebab penolakan ini terjadi diataranya karena sang ibu belum melakukan rapid antigen dan masalah administrasi kependudukan dan catatan sipil.
Mariam mengaku selama hidupnya belum pernah melakukan upaya bantuan bagi ibu melahirkan. Karena pekerjaannya adalah sebagai dukun pijat bayi.
Namun, dirinya tidak bisa membiarkan bayi dan ibunya meninggal karena tidak mendapatkan bantuan saat melahirkan.
Karena setelah ditolak 3 bidan itu posisi bayi sudah jamnya melahirkan.
“Saya ya deg-degan tapi demi Alloh terpaksa saya memberikan bantuan untuk melahirkan karena kondisi sang ibu juga mesakne. Saya membantu sang ibunya melahirkan di rumahnya di atas tikar dengan lantai tanah. Mesakne juga suaminnya sudah lari kesana kesini untuk mencari bantuan melahirkan. Alhamdulillah banyinya dan ibunya sehat,” pungkas Mariam. (ist/mas)