Home Budaya Uniknya Kopi Ethek, Dijajakan di Sawah, Cuma Mau Dibayar Gabah

Uniknya Kopi Ethek, Dijajakan di Sawah, Cuma Mau Dibayar Gabah

0

PONOROGO – Musim panen padi tiba, penjual wedang ethek pun dapat berkahnya. Seperti yang dilakukan Sudarsono warga desa Pijeran Kecamatan Siman Ponorogo.

Pria berusia 36 tahun ini mawarisi tradisi turun temurun orang tuanya dengan berjualan minuman dan jajanan.

Lokasi jualannya pun menarik. Ya, Sudarsono menjajakan dagangannya di area persawahaan yang sedang panen atau lebih dikenal dengan jualan kopi ethek.

Uniknya bapak dua anak itu tak menerima uang sebagai pembayaran minuman dan jajanan yang dinikmati para pekerja yang sedang panen padi disawah

Minuman seperti kopi susu kopi tubruk hingga teh manis dan jajanan seperti gandos pisang goreng, jenang tahu hingga tempe ditukar dengan gabah.

Cara unik Sudarsono ini sudah ditekuni sudah 6 tahun karena menggantikan peran orang tuanya yang telah memasuki masa senjanya

Dalam barter itu Sudarsono mendapatkan satu karung gabah dengan berat sekitar 30 kilogram di satu lokasi panen padi.

Dalam sehari sedikitnya 3 hingga 4 lokasi panen mampu didatangi Surdarsono sehingga dalam satu kali masa panen padi sudarsono mampu mendapatkan 1,5 ton gabah basah.

Para pekerja yang sedang panen padi merasa senang dengan jualan kopi ethek tersebut karena pihak pemilik sawah tidak menyediakan minuman maupun jajanan.

Yang lebih unik siapa saja bisa mendapatkan makanan dan minuman walaupun tidak sedang bekerja di sawah.

Sistem pembayarannya pemilik sawah akan memberikan satu karung gabah basah pada Sudarsono diwaktu sore hari setelah gabah selesai dipanen sesuai dengan kesepakatan.

Menurut Sudarsono dengan sistem barter ini lebih menguntungkan daripada pembayaran langsung dengan uang.

Tradisi yang telah ada sejak ratusan tahun itu tetap akan dipertahankan oleh Sudarsono untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. (ist/mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here