PONOROGO – Harga cabai rawit di pasar- pasar di Kabupaten Ponorogo terus melejit satu minggu terakhir.
Penyebabnya diduga karena pasokan dari petani kurang dan pergantian musim sehingga petani tidak banyak yang tanam cabai.
Birin (50 tahun) pedagang sayur keliling asal pasar Balong mengatakan, harga cabai rawit mulai merangkat naik sejak satu minggu ini.
“Mulai harga Rp. 45 ribu perkilogram, terus ‘mundak ngantos sak niki, saknini dugi Rp. 80 ribu perkilogram’,” kata Birin dengan logat jawanya, Senin (4/01/2021).
Dia juga menjelaskan, kenaikan harga cabai ini saya tetap menjual perplastik Rp. 2 ribu.
“Hanya isinya yang berkurang, kalau cabai merah campur perplastik isi 15 biji. Kalau cabai hijau isinya mencapai 30 biji harga Rp. 2 ribu,” jelasnya.
Meski harga cabai naik, Birin mengaku tidak mempengarui minat pembeli bagi para pelanggannya.
“Sudah jadi kebutuhan setiap hari. Makan kalau tidak pedas ya tidak enak, kalau biasanya bisa jadi 3 hari, sekarang sekali beli untuk satu hari habis,” ucapnya.
Selain itu, masih kata Birin harga yang sekarang naik yakni dele juga mengalami kenaikan, mencapai Rp. 40 ribu.
“Harga kedele naik, akhirnya mengurangi besar kecilnya tempe, jadi agak kecil-kecil,” jelasnya.
Pihaknya berharap kenaikan sejumlah komuditas seperti cabai dan kedelai tidak berlama-lama, dan kembali normal.
Sementara Jumi (47 thn) ibu rumah tangga mengaku kenaikan harga cabai dan tempe tidak membuatnya bingun.
“Ya tidak apa mas, harga cabai dan tempe naik, sementara masak pedasnya dikurangi. Namun kalau bisa kenaikan ini tidak berlama-lama,” tukasnya. (mny).