PREDIKAT di atas tidak akan mengurangi slogan Ponorogo Hebat yang diusung oleh pak Giri.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kemenangan Sugiri – Lisdyarita juga karena didukung oleh komunitas masyarakat Santri dan komunitas Warok.
Deklarasi Warok di lapangan Bantarangin dan Ikrar atau Sumpah yang dipandegani oleh Komas dihadapan warga nahdliyah dan Muhammadiyah di salah satu rumah makan sepuluh hari menjelang pilkada telah memberikan gaung yang luar biasa.
Kedua kejadian di atas telah menguatkan identitas ponorogo sebagai kota Santri dan Warok.
Keberadaan kedua komunitas ini telah ada sebelum jaman kemerdekaan negara ini dan keduanya juga mengukir dengan tinta emas sejarah perjuangan di negeri ini.
Bahkan dalam sejarahnya ada seorang warok yang juga seorang santri lulusan pondok pesantren Tremas Pacitan yaitu warok Sumardi yang juga mantan kades Josari.
Dalam masyarakat Ponorogo memang terdapat dua kutub sosial yaitu komunitas Santri dan komunitas Warok dengan tradisi yang sangat berbeda.
Dalam Pilkada Bupati tahun 2020 inilah kedua kutub sosial inilah mereka bisa bersatu mendukung Calon Bupati Sugiri-Lisdyarita. (Oleh Yusuf Harsono)