Home Headline Aplikasi Pembatas Jarak Antrian Swalayan Made In SMA Muhipo Raih Juara 1...

Aplikasi Pembatas Jarak Antrian Swalayan Made In SMA Muhipo Raih Juara 1 Jatim

0
Tiga siswa SMA Muhipo menunjukkan aplikasi pembatasan jarak antrian di pusat perbelanjaan.

PONOROGO – Masih ditemukannya warga yang tidak taat protokol kesehatan utamanya di pusat perbelanjaan cukup memprihatinkan. Karena berpotensi besar dalam penularan Corona Virus Disease (Covid-19).

Kondisi ini memantik kepedulian siswa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo untuk mengatasinya. Bahkan, dari keadaan tersebut tiga siswa SMA Muhipo mempunyai ide brilliant dengan membuat aplikasi bernama disco- type (distance controller prototype).

Aplikasi disco-type ini dirakit sebagai alat pembatas jarak pada antrian pusat perbelanjaan guna mengurangi penyebaran virus Covid-19 di era new normal.

“Dengan alat ini, ketika ada pembeli di kasir swalayan yang melewati garis yang ditentukan maka alat akan memberi indikasi suara dan nyala lampu,” ungkap Amelia Puspita Wardani salah satu siswa SMA Muhipo, Senin (16/11/2020).

Siswa-siswi SMA Muhipo saat menjajal aplikasi pembatas jarak antrian di kasir Muhipo Mart

Menurut Amel-sapaan akrabnya, tujuan dibikinnya alat ini lantaran sering kali melihat orang yang masih abai protokol kesehatan. Utamanya yang melanggar jaga jarak di pusat perbelanjaan.

“Dengan alat ini kami berharap menjadi pengingat semua orang agar tetap menaati protokol kesehatan khususnya d pusat perbelanjaan,” sebutnya.

Temuan tiga siswa SMA Muhipo ini meski punya manfaat besar namun hanya membutuhkan biaya yang relatif kecil.

“Biaya kalau kemarin sekitar hampir Rp 200 ribu,” sebutnya.

Tidak banyak bahan yang dibutuhkan, seperti sensor ultrasonik, insfra merah, kabel, lampu led, dan otaknya pakai ardiunouno.

Bahkan beberapa diantaranya merupakan bahan bekas. “Komponen memang beli baru, cuma prototipe itu pakai bahan bekas seperti kardus dan kertas,” sebutnya.

“Garis jarak yang dipakaipun cukup menggunakan lakban biasa cuma tapi ada alat kecil sensor,” tambahnya.

Meski begitu, ia ditemani dua temannya sempat kesulitan mendapatkan mendapatkan komponen yang dibutuhkan.

“Komponen-komponen itu di Ponorogo masih jarang. Sensor Ultrasonik misalnya, harus beli di Surabaya. Pengirimannya pun agak lama,” sebut Amel didampingi Fahri Ahmad Fadhilah dan Ranu Ricko Arya Wardhana.

Untuk membuat alat ini, siswa tidak sampai memakan satu minggu. “Kemarin karena mepet lomba cuma 5 hari,” sebutnya.

Adapun pembuatannya, dimulai dari proses pemrograman terlebih dahulu. Setelah diprogram maka bahasa pemrograman dipindah ke ardionouno. Dan dirangkaianya masih pakai prototipe.

Hasilnya pun luar biasa, temuan pelajar SMA Muhipo ini sukses menggondol juara satu dalam Jatim Education Competition yang digelar 28 Agustus hingga 28 Oktober  2020 lalu.

M. Sahrur Rachman pembina mengapresiasi kegigihan anak didiknya yang mampu berpestasi di tengah pandemi.

“Kami memang memberikan memotivasi, walau masa pandemi jangan patah semangat, terus lah berkarya, tunjukkan kehebatan dan kemampuan kalian supaya dunia mengenal dan sukses,” sebutnya.

Motivasi itu membuat siswa semangat. Apalagi SMA Muhipo juga menggandeng pembimbing dari alumni Politeknik Elektronika Negeri-PEN Surabaya.

Temuan alat ini tidak hanya mendapat acungan jempol dewajuri. Bahkan, juri meminta siswa untuk mengembakannya menjadi alat yang dipatenkan dan ditawarkan di pusat perbelanjaan. (agus rifai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here