
KOTA, Media Ponorogo – SMP Negeri 4 Ponorogo terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga lingkungan.
Di bawah kepemimpinan Winarti, M.Pd, sekolah ini meluncurkan program “Membangun Masa Depan Berkelanjutan” yang selaras dengan konsep integrated greening.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan kokurikuler SMPN 4 Ponorogo tahun ajaran 2025/2026, yang diresmikan pada Jumat (3/10/2025).
Winarti menjelaskan bahwa program ini adalah wujud nyata dari upaya keluarga besar SMPN 4 Ponorogo untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Tujuannya adalah agar siswa dapat memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa mengorbankan hak generasi mendatang.
“Kami ingin siswa belajar memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan secara efektif dan efisien,” ujarnya.
Winarti menerangkan, program ini lahir dari identifikasi masalah konkret di lingkungan sekolah.
Pertama, SMPN 4 Ponorogo tidak memiliki lahan terbuka hijau karena seluruh tanahnya tertutup beton. Kedua, masalah sampah menjadi perhatian utama. Ketiga, lahan yang sempit menjadi tantangan tersendiri.
Untuk mengatasi masalah ini, SMPN 4 Ponorogo menginisiasi berbagai program yang melibatkan seluruh siswa:
Kelas 7: Fokus pada pemilahan sampah. Sampah organik diolah menjadi kompos melalui biopori jumbo atau galon bekas, yang kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sekolah. Jika memungkinkan, kompos ini juga bisa dijual untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship siswa.
Selain itu, setiap siswa baru diwajibkan membawa tanaman untuk dirawat, baik di sekolah maupun di rumah. Sebagian tanaman bahkan disumbangkan ke Pemkab Ponorogo sebagai bentuk dukungan terhadap penghijauan kota.
Kelas 8: Mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui pembuatan telur asin dengan berbagai metode unggulan.
Siswa bereksperimen dengan abu dapur, bata merah, dan air untuk menghasilkan telur asin berkualitas yang nantinya bisa dijual di kafe edukasi.
Kelas 9: Mengusung tema “Aku dan Masa Depan,” siswa diajak mencintai lingkungan melalui keahlian profesi.
Salah satu caranya adalah dengan menanam microgreen, tanaman yang dipanen dalam waktu singkat (4-5 hari) dan memiliki kandungan nutrisi tinggi.
Ketua Satgas Penghijauan, Bambang Suhendro, memberikan apresiasi tinggi terhadap program inovatif ini.
Menurutnya, gerakan penghijauan terpadu ini sejalan dengan program Nandur Panguripan yang digagas oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.
“Kebiasaan cinta lingkungan sejak dini akan membentuk generasi dengan kesadaran lingkungan yang kuat,” katanya.
Bambang juga mengingatkan bahwa sumber daya alam bukanlah warisan nenek moyang, melainkan titipan Tuhan untuk generasi mendatang.
“Kita sudah terlalu banyak menyakiti alam, sudah saatnya back to nature. Kalau kita sudah tidak ada, anak cucu yang nanti melanjutkan perjuangan menjaga kelestarian alam,” tegasnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Ponorogo berharap agar program luar biasa ini dapat menginspirasi dan menular ke seluruh masyarakat Ponorogo. (mas)