Home Headline Studium Generale IAIRM Ngabar Hadirkan Prof Zuhdi, Islam Global & Identitas Muslim:...

Studium Generale IAIRM Ngabar Hadirkan Prof Zuhdi, Islam Global & Identitas Muslim: Menjadi Rahmat di Tengah Budaya Transnasional

0

SIMAN, Media Ponorogo – Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin (IAIRM) Ngabar, Ponorogo, menggelar Studium Generale Tahun Akademik 2025-2026 pada Sabtu (27/9/2025).

Acara akademik ini mengangkat tema “Islam Global dan Identitas Muslim: Menjadi Rahmat di Tengah Budaya Transnasional”.

Studium Generale kali ini menghadirkan Prof. Dr. Achmad Muhibbin Zuhdi, M.Ag, Sekretaris LPPD Pemprov Jawa Timur, sebagai narasumber utama di Gedung Auditorium.

Prof Zuhdi adalah seorang pakar di teologi global yang memiliki pemahaman mendalam tentang bagaimana Islam dapat diterima dalam berbagai budaya. Bertindak sebagai moderator adalah Eks Miyasah, M.Pd.

Wakil Rektor I IAIRM Ngabar, Dr. Alwi Mudlofar, M.Pd.I, menjelaskan bahwa Studium Generale merupakan agenda rutin yang diadakan dua kali setahun untuk mengawali perkuliahan.

“Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh 39 dosen dan sekitar 430 mahasiswa dari lima program studi, yaitu PAI, Bahasa Arab, PGMI, Bimbingan Penyuluhan Islam, Mu’amalah, dan HKI,” ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor II IAIRM Ngabar, Darul Ma’arif M.Si, dan Kepala Biro Administrasi Umum dan Akademik, Dr. Irfan Jauhari, M.Pd.I.

Dr. Alwi Mudlofar menekankan pentingnya Studium Generale bagi mahasiswa agar memiliki cara berpikir yang luas dan mampu melihat agama tidak hanya dari teks, tetapi juga dalam konteks global.

“Apalagi saat ini, bagaimana Islam itu bisa diterima banyak kalangan dengan berbagai budaya di dunia,” imbuhnya.

Dengan menghadirkan pemateri seorang profesor yang memahami Islam global dari sisi teologi, IAIRM Ngabar berharap mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih kuat dan mampu menerima Islam dari berbagai aliran dan mazhab.

Warek I juga menegaskan bahwa keunggulan mahasiswa IAIRM Ngabar adalah kekuatan di bidang karakter, seperti keberanian, kemandirian, kewirausahaan, ikhlas, dan berjiwa rahmatan lil alamin.

Hal ini memungkinkan lulusan IAIRM Ngabar untuk berkiprah di berbagai bidang sosial, mulai dari dosen, pengusaha, hingga petani.

“Walaupun prodi PAI misalnya, tapi tidak hanya menjadi guru, tapi sesuai potensi yang dibawa individu. Sehingga otomatis mereka keluar tidak hanya pendidikan tapi sesuai jalur potensi yang ada pada mahasiswa,” tandasnya.

Lulusan IAIRM Ngabar juga dibentuk untuk memiliki jiwa entrepreneur dan berani melakukan inovasi.

Pengetahuan Islam yang mereka miliki memberikan keberanian untuk berkiprah di posisi global atau internasional.

Apalagi, IAIRM Ngabar menjalin banyak komunikasi dengan dosen luar negeri, terutama dari Singapura dan Malaysia.

Selain itu, Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar juga bekerja sama dengan Thailand Selatan.

“Ke depan, kami akan terus menerus komunikasi atau MoU lewat jurnal internasional. Ini penting untuk membuat mahasiswa paham tidak hanya bisa kerja di dalam negeri. Jadi apapun harus bermanfaat,” paparnya.

Tidak heran, banyak alumni IAIRM Ngabar yang telah sukses berkiprah di berbagai tempat.

Alumni PAI banyak diterima menjadi guru di lembaga SMP/MTs, SMA/SMK/MA di Ponorogo.

Bahkan, di luar Jawa, ada yang menjadi rektor di Bengkulu, dekan di Semarang, dan dosen di Surabaya. Alumni prodi Syariah Muamalah juga telah banyak yang menjadi hakim dan panitera.

“Jadi mahasiswa IAIRM Ngabar harus wajib bangga, itu untuk modal berani,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam paparannya, Prof. Dr. Achmad Muhibbin Zuhdi, M.Ag menyampaikan isu identitas muslim dalam dinamika Islam global.

Menurutnya, globalisasi melahirkan pertemuan budaya lintas batas negara (budaya transnasional) yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk praktik keagamaan.

Islam sebagai agama global menghadapi tantangan sekaligus peluang dalam konteks ini.

“Bagaimana identitas Muslim dapat dipertahankan dan dimaknai secara dinamis di tengah arus budaya global dengan menekankan peran nilai rahmatan lil alamin sebagai panduan etis dan sosial,” papar Prof Zuhdi. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here