KOTA, Media Ponorogo – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Ponorogo tancap gas memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2025 untuk mendongkrak kompetensi calon tenaga kerja. Berbagai pelatihan digelar sesuai dengan kebutuhan riil industri dan dunia kerja (IDUKA).
“Dana DBHCHT kami gunakan untuk pelatihan, seperti ini,” ungkap Suko Kartono Kepala Disnaker Ponorogo, Senin (22/9/2025).
Suko Kartono menjelaskan bahwa DBHCHT dimanfaatkan secara maksimal untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja (IDUKA).
Beragam Pelatihan Sesuai Kebutuhan Industri
Disnaker Ponorogo tidak hanya menggelar satu jenis pelatihan saja. Ada beragam pelatihan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
“Kami menggali kebutuhan IDUKA, keterampilan apa yang mereka butuhkan, lalu kami adakan pelatihan yang match dengan kebutuhan tersebut,” ujarnya.
Beberapa di antaranya adalah:
Pertama, Pelatihan Tata Busana: Pelatihan ini terbagi menjadi tiga batch, masing-masing diikuti oleh 16 orang. Disnaker Ponorogo menggandeng LKP Rida Bordir sebagai mitra dalam pelatihan ini.
Kedua, Pelatihan Digital Marketing: Pelatihan ini juga terbagi menjadi dua batch, dengan masing-masing batch terdiri dari 16 peserta. Untuk pelatihan ini, Disnaker Ponorogo bekerja sama dengan LPK Yassinta Ponorogo.
Ketiga, Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian/Tata Boga: Pelatihan ini juga dilaksanakan dalam dua batch, masing-masing diikuti oleh 16 orang. LPK Regina Ponorogo menjadi mitra Disnaker dalam pelatihan ini.
“Pelatihan-pelatihan ini kami adakan di berbagai tempat pelatihan,” imbuh Suko Widodo.
Bahkan, Disnaker Ponorogo juga turun langsung ke wilayah kecamatan untuk memberikan pelatihan.
“Kalau kemarin juga bisa mengadakan pelatihan di kecamatan-kecamatan. Kita yang datang,” sebutnya.
Suko menegaskan, Pelatihan ini tidak hanya untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Tetapi juga tenaga kerja yang mampu bersaing.
Dengan program ini, Disnaker Kabupaten Ponorogo berharap dapat membuka peluang kerja baru serta memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat melalui peningkatan keterampilan berbasis kebutuhan pasar kerja.
Suko Kartono berharap bahwa program-program yang didanai oleh DBHCHT ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat Ponorogo.
“Harapan kami, program ini berkelanjutan dan berdampak nyata bagi peserta,” pungkasnya.
Dengan alokasi DBHCHT yang mencapai sekitar 6 hingga 7 miliar rupiah tahun ini, Disnaker Ponorogo berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja dan melindungi pekerja rentan.
“Tahun ini Disnaker menerima DBHCHT sekitar 6 sampai 7 milyar. Fokus utama 2 kegiatan. Pelatihan dan yang banyak pekerja rentan. Kita danai. Kasihan,” sebutnya.
Selain pelatihan, DBHCHT juga dialokasikan untuk kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja rentan.
Suko Kartono mengungkapkan bahwa alokasi ini menjadikan Ponorogo memiliki angka kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan yang tinggi.
“Sehingga Ponorogo tinggi sekali. Karena tidak pakai APBD maka memakai dana DBHCHT,” pungkasnya. (mas)