Home Budaya Singo Bayi Djoyo Manggolo SMPN 3 Ponorogo Juara 3 Penyaji Terbaik FRR...

Singo Bayi Djoyo Manggolo SMPN 3 Ponorogo Juara 3 Penyaji Terbaik FRR XXI Tahun 2025

0

KOTA, Media Ponorogo – Singo Bayi Djoyo Manggolo Group Reog SMP Negeri 3 Ponorogo meraih prestasi membanggakan dengan meraih Juara 3 Penyaji Terbaik dalam Festival Reog Remaja (FRR) XXI Grebeg Suro Tahun 2025.

Keluarga besar SMP Negeri 3 Ponorogo yang dinakhodai H. Subhan Masruri, S.Pd, M.Pd merasa bangga, bahagia, dan sangat bersyukur atas pencapaian tiga besar Penyaji Terbaik dalam ajang bergengsi ini.

“Ini bukan hanya kemenangan bagi sekolah, tetapi juga bentuk nyata dari kerja keras, kekompakan, dan cinta kami terhadap seni budaya lokal,” ungkap Wakasek Kesiswaan
Mahareni Sri Ardian, S.Pd., M.Pd.

Menurutnya, kemenangan ini adalah hasil dari latihan tanpa lelah para siswa, bimbingan penuh kesabaran dari para pelatih, serta dukungan dari guru, orang tua, dan seluruh warga sekolah.

“Meski berada di posisi ketiga, bagi kami ini adalah kemenangan besar karena bisa tampil dengan percaya diri dan mengharumkan nama sekolah di panggung bergengsi,” tandasnya.

“Lebih dari sekadar juara, pengalaman ini mengajarkan kami arti kerja sama, disiplin, dan kebanggaan terhadap warisan budaya bangsa,” imbuhnya.

Capaian ini, kata Reni- sapaan akrabnya, sudah sesuai ekspektasi dan sekaligus bukti bahwa SMPN 3 Ponorogo bisa & mampu bersaing dalam bidang seni salah satunya Reog Ponorogo.

Atas torehan gemilang itu, sekolah mengapresiasi pemain reog yang berisikan siswa-siswi hebat SMPN 3 Ponorogo.

“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada siswa yang telah menunjukkan semangat, kreativitas, dan dedikasi luar biasa dalam Festival Reog kali ini. Kalian bukan hanya tampil memukau, tetapi juga telah menjaga dan melestarikan budaya bangsa dengan penuh kebanggaan. Teruslah berkarya dan jadilah generasi penerus seni budaya Indonesia,” apresiasianya.

Penghargaan yang tulus juga disampaikan kepada para pelatih dan pembina yang telah membimbing, melatih, dan memotivasi siswa dengan sepenuh hati.

“Tanpa dedikasi dan kerja keras pelatih dan pembina di balik layar, keberhasilan ini tak akan terwujud. Terima kasih telah menjadi sosok inspiratif dalam menjaga warisan budaya bangsa,” ucapnya.

Prestasi ini, menurutnya, tak lepas dari hasil dari latihan intensif selama 2-3 bulan, dengan jadwal rutin 4-5 kali seminggu di bawah bimbingan pelatih Bayu Bolot dan pembina Sri Puji Resminingrum, S.Sn, Nurul Marliyani, S.Pd.,Gr dan Puji Sasongko, S.Pd.

*Regenerasi Reog di SMPN 3 Ponorogo: Jaminan Kelangsungan Seni Tradisi*

Keberhasilan Singo Bayi Djoyo Manggolo tak lepas dari program regenerasi Reog yang sistematis di SMPN 3 Ponorogo.

Program ini dirancang untuk memastikan kelangsungan seni tradisi Reog dan pembentukan karakter siswa yang berbudaya. Berikut detail program regenerasi tersebut:

Pertama, Pembinaan Sejak Dini: Siswa kelas 7 dan 8 dilibatkan dalam ekstrakurikuler Reog sejak awal tahun ajaran.

Pelatihan dasar diberikan agar mereka siap menggantikan kakak kelas di tahun-tahun berikutnya.

Pengenalan budaya Reog juga diintegrasikan dalam pelajaran seni budaya atau kegiatan orientasi siswa baru, untuk menumbuhkan minat sejak dini.

Kedua, Ekstrakurikuler Reog yang Berkelanjutan: Ekstrakurikuler Reog diadakan rutin setiap minggu dengan jenjang latihan yang terstruktur, mulai dari level dasar (gerakan dasar, pengenalan alat, filosofi) hingga level pertunjukan.

Sistem ini memastikan perkembangan skill yang bertahap dan terukur.

Ketiga, Pelibatan Alumni dan Pelatih Profesional: Alumni yang pernah aktif di tim Reog dilibatkan sebagai mentor atau pendamping, memberikan pengalaman dan wawasan langsung kepada generasi penerus.

Pelatih profesional (seniman lokal) juga dilibatkan untuk menjaga kualitas latihan dan keotentikan pakem Reog.

Keempat, Panggung Latihan dan Unjuk Bakat Berkala: Pentas internal diadakan tiap semester untuk melatih mental tampil dan membangun kepercayaan diri siswa.

Siswa juga diberi kesempatan untuk tampil dalam berbagai event, baik tingkat sekolah, kecamatan, maupun kabupaten, untuk mengasah kemampuan dan pengalaman panggung.

Kelima, Sistem Regu atau Tim Bertingkat: Tim Reog dibentuk dengan struktur usia atau tingkat kemampuan: Tim Inti (kelas 9, siap lomba), Tim Madya (kelas 8, sebagai pelapis), dan Tim Muda (kelas 7, tahap awal belajar). Sistem ini memastikan kesiapan tim inti dan regenerasi yang lancar.

Keenam, Penanaman Nilai Budaya dan Kebanggaan Daerah: Siswa diberikan pemahaman bahwa Reog bukan sekadar tontonan, tetapi warisan budaya Ponorogo yang harus dijaga.

Hal ini menanamkan rasa bangga sebagai bagian dari sekolah yang ikut melestarikan Reog dan budaya daerah.

Reni berharap, Singo Bayi Djoyo Manggolo dapat terus berpartisipasi di FRR tahun-tahun mendatang dengan hasil yang lebih baik lagi.

Prestasi ini menjadi bukti nyata komitmen SMPN 3 Ponorogo dalam melestarikan budaya dan mencetak generasi penerus yang berprestasi dan berbudaya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here