
JETIS, Media Ponorogo – Grup reog Taruno Mudho dari SMPN 1 Jetis menorehkan sejarah baru.
Setelah tiga tahun berpartisipasi dalam Festival Reog Remaja (FRR), mereka berhasil menembus 10 besar dan meraih juara VIII pada FRR XXI Grebeg Suro 2025.
Prestasi ini melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya dan menjadi kebanggaan bagi seluruh civitas akademika SMPN 1 Jetis.
“Alhamdulillah, untuk pertama kalinya selama saya menjabat sebagai Kepala SMPN 1 Jetis, grup reog sekolah kita masuk 10 besar,” ungkap Ahmad Manan, S.Pd., M.Pd., Kepala SMPN 1 Jetis dengan penuh syukur.
Keberhasilan ini diraih setelah bersaing ketat dengan 24 kontingen SMP/MTs se-Kabupaten Ponorogo.
Lebih dari sekedar prestasi, keberhasilan Taruno Mudho merupakan buah dari kerja keras dan dedikasi seluruh tim.
Para siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler reog, bimbingan pelatih yang handal, serta dukungan dari berbagai pihak telah menciptakan sinergi yang luar biasa.
“Prestasi ini membuktikan komitmen kami dalam melestarikan budaya reog,” tambah Pak Manan.
Keunikan SMPN 1 Jetis terletak pada konsistensinya menggelar Festival Reog Antar Kelas, satu-satunya di Ponorogo.
Kegiatan ini menjadi fondasi kuat bagi tumbuhnya minat dan bakat siswa terhadap seni reog.
“Ke depan, latihan akan kami maksimalkan agar dapat meraih prestasi yang lebih baik lagi,” tegas Ahmad Manan.
Sebelumnya, penampilan Taruno Mudho di FRR XXI memang memukau.
Pada hari pertama (18/6/2025), penampilan mereka yang atraktif dan luar biasa di urutan kelima berhasil memikat ribuan penonton yang memadati Alun-Alun Ponorogo.
Penampilan tersebut bahkan disaksikan langsung oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dan Kepala Dinas Pariwisata.
Artharini Edisi Pratama, S.Pd., Koordinator Ekstrakurikuler Seni Tari dan Reog SMPN 1 Jetis (yang akrab disapa Bu Desi), mengungkapkan rasa bangga dan takjubnya.
“Luar biasa dan bangga! Anak-anak kami mampu tampil melebihi ekspektasi,” ujarnya dengan penuh semangat.
Lebih dari 50 siswa SMPN 1 Jetis terlibat dalam FRR XXI, membentuk barisan yang kompak dan solid.
Bu Desi menambahkan, “Hampir seluruh pemain berasal dari SMPN 1 Jetis.”
Dedikasi mereka terlihat dari latihan intensif sebanyak 25 kali pertemuan, dengan koreografi apik garapan Ikke Fislela, S.Pd.
“Latihan yang awalnya 2-3 hari sekali, semakin intensif mendekati hari H,” jelas Bu Desi.
Komitmen sekolah terhadap pelestarian reog juga tercermin dalam integrasi Festival Reog Antar Kelas ke dalam program P5 dan keberadaan ekstrakurikuler seni reog yang menjamin regenerasi penari reog.
“Harapan kami, SMPN 1 Jetis dapat terus menjadi bagian penting dalam sejarah pelestarian reog Ponorogo,” pungkas Bu Desi. (mas)