SLAHUNG, Media Ponorogo – Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX yang digelar Senin (23/6/2025) di Alun-Alun Ponorogo menyajikan suguhan fantastis dan spektakuler.
Salah satu group yang berhasil mencuri perhatian adalah penampilan memukau Krida Chitraka Muda, grup reog dari SMKN 1 Slahung.
Dengan persiapan matang dan kolaborasi apik, mereka berhasil menampilkan pertunjukan yang tak hanya megah, namun juga sarat akan pesan pelestarian budaya.
Dibawah bimbingan pembina Nur Muhammad Bagas Aprilian, Krida Chitraka Muda menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan penampilan debut mereka di FNRP tahun lalu.
“Tentunya sangat puas. Tahun ini persiapan kami jauh lebih matang,” ujar apresiasi Nur Muhammad Bagas Aprilian Pembina Reog SMKN 1 Slahung.
Pengalaman mengikuti ajang bergengsi ini selama dua tahun berturut-turut terbukti memberikan dampak positif.
Seleksi personil yang dilakukan jauh-jauh hari, serta penyempurnaan iringan musik dan tarian, menjadi kunci sukses penampilan mereka.
“Jadi ini yang menurut saya sesuatu hal yang menarik untuk ditampilan di event grebeg suro yang tentunya lomba FNRP ini kelas nasional,” sebutnya.
Lebih dari 85 siswa-siswi SMKN 1 Slahung terlibat dalam pertunjukan kali ini.
“Untuk pemain 90℅ siswa siswi SMK Negeri 1 Slahung, kami hanya mengambil dari luar tidak sampai 20 personil,” sebutnya.
Ia berkolaborasi dengan Sanggar Tari Langen Kusuma di bawah arahan Dedi Satya Amijaya, S.Sn.M.Sn untuk tata tari.
Sedangkan iringan musik, semakin memperkuat kualitas penampilan Krida Chitraka Muda bersama Grup Hamesubroto di bawah pimpinan Sigid Sapto Margono, S.Sn.
Bagas mengungkapkan kekagumannya pada momen “singo barong perang dengan klonosewandono” sebagai puncak pertunjukan yang paling berkesan.
“Itu sebuah moment ending yang sangat berkesan dangan riuh tepuk tangan penonton,” sebutnya.
Proses latihan intensif sekitar 2,5 bulan dengan frekuensi 4-5 kali pertemuan per minggu.
Bahkan termasuk sistem karantina, membuahkan hasil yang luar biasa, mengingat mayoritas anggota adalah siswa jurusan teknik.
Keberhasilan Krida Chitraka Muda tak hanya menunjukkan bakat dan dedikasi para siswa.
Namun juga komitmen SMKN 1 Slahung dalam melestarikan seni budaya. “Khususnya Reog Ponorogo sebagai warisan budaya dunia (ICH UNESCO),” tandasnya.
Ekstrakurikuler reog yang menjadi favorit di sekolah ini, menjadi bukti nyata regenerasi seniman reog yang terus berjalan.
“Harapan kami, SMKN 1 Slahung dapat terus berpartisipasi dalam FNRP setiap tahunnya dan meraih prestasi terbaik,” pungkasnya.
Penampilan mereka di FNRP XXX menjadi bukti nyata bahwa semangat pelestarian budaya dapat diwujudkan melalui kreativitas dan kerja keras generasi muda. (mas)