Home Headline “Sila Kejujuran yang Tercecer”

“Sila Kejujuran yang Tercecer”

0

KARIKATUR ini memiliki tema Pancasila sebagai sistem nilai dan norma etika dalam kehidupan sosial dan moral bangsa.

Kritik tajam terhadap realita penyimpangan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua dan kelima “Kemanusiaan yang adil dan beradab” serta “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Adanya dua sosok pejabat digambarkan sebagai tikus, simbol klasik korupsi dan kerakusan.

Mereka berjabat tangan dengan senyum licik, menunjukkan transaksi manipulatif di balik kedok kepedulian terhadap rakyat.

Salah satu dari mereka bahkan terang-terangan berkata, “Bantuan untuk rakyatnya saya potong
dulu, sisanya kita bagi dua seperti biasa,” menandakan praktik korupsi yang telah menjadi kebiasaan sistemik.

Sementara itu, seorang rakyat digambarkan kurus dan murung, menggambarkan penderitaan akibat penyelewengan tersebut, bergumam kecewa, “Katanya
adil dan beradab… tapi kok bantuan kami malah hilang?”

Di latar belakang, tulisan “Pancasila” tampak terbalik dan berantakan, merepresentasikan bagaimana nilai luhur bangsa telah dicabik dan disalahartikan.

Lambang Garuda Pancasila dan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” hanya menjadi ornamen kosong yang tidak lagi mencerminkan realitas.

Bahkan simbol lima sila Pancasila tampak tersisih ke sudut ruangan, tergeletak tak berdaya di bawah rak, menandakan bahwa nilai-nilai tersebut tak lagi menjadi
dasar moral dalam pengambilan kebijakan.

Lemahnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam era modern, terutama dalam sistem
pemerintahan dan birokrasi.

Kejujuran, tanggung jawab, dan rasa keadilan yang semestinya
menjadi pilar moral para pemimpin tergantikan oleh kepentingan pribadi dan pencitraan.

Dalam konteks ini, Pancasila tidak hanya dilupakan, tetapi sengaja disingkirkan. Padahal, dalam menghadapi tantangan globalisasi dan modernisasi, Pancasila seharusnya menjadi fondasi kokoh dalam menegakkan etika sosial dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sudahkah kita menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup, atau hanya sekadar simbol di dinding yang berdebu?

Jika sila kejujuran terus tercecer, maka keadilan sosial hanyalah janji kosong yang tak pernah sampai ke tangan rakyat. (***)

Karikatur ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dengan dengan topik implementasi norma Pancasila dalam menghadapi tantangan modern.

Disusun Oleh :
1. Kevin Linosa
2. M. Azwar Annas
3. Hikmalia Eka Putri Firdaus
4. Kayla Putri Aulia
5. Laila Nur Sabitah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here