Home Budaya Akhdan Tantama, Santri SDIT Darul Falah Raih 2 Juara di Festival Dalang...

Akhdan Tantama, Santri SDIT Darul Falah Raih 2 Juara di Festival Dalang Bocah 2025

0

KOTA, Media Ponorogo – Akhdan Tantama Prayoga, seorang santri dari SDIT Darul Falah, Sukorejo, Ponorogo, berhasil memikat perhatian dan meraih prestasi gemilang dalam Festival Dalang Bocah 2025.

Ajang yang digelar Dinas Pendidikan di halaman SMPN 1 Ponorogo, Jumat (23/5/2025) ini menyaksikan betapa bakat luar biasa Tama, sapaan akrabnya, dalam mendalang.

Tampil sebagai peserta keempat, putra pasangan Putut Brata Prayogo & Sri Nuryani warga Desa Prajegan Kecamatan Sukorejo ini membawakan lakon Wahyu Makhuto Romo dengan iringan karawitan Sanggar Pasopati.

Keunikannya terletak pada penggunaan bedug sebagai pengiring, sebuah sentuhan khas santri.

Penampilannya begitu memukau; alih suara yang mumpuni, serta gerak tangan yang lincah dalam memainkan wayang berhasil memikat para juri dan penonton.

Kompetisi yang diikuti belasan dalang cilik dari tingkat SD hingga SMP ini menjadi panggung bagi Tama untuk menunjukkan kemampuannya.

Dukungan penuh dari Ustadzah Annisatul Mufatikhah, Kepala SDIT Darul Falah, beserta para guru turut memberikan semangat bagi Tama.

“Seni itu bisa dinikmati dan diperankan oleh siapa saja,” ujar Ustadzah Annisatul Mufatikhah.

“Bahkan santri yang identik dengan ngaji dan berdakwah, ternyata juga bisa menjadi dalang yang handal,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Tama sejak kelas 2 SD sudah menunjukkan minat pada seni peran, meskipun sempat merasa malu saat tampil di kelas.

Minat tersebut kemudian diasah dengan bergabung di Sanggar Pasopati sejak kelas 4 SD atas dorongan orang tuanya.

Sekolah pun selalu memberikan dukungan penuh dalam setiap event yang diikuti Tama.

Hasilnya pun membanggakan. Berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, Tama berhasil meraih dua piala bergengsi: Juara 2 dan Juara Penampilan Terbaik (penjiwaan tokoh wayang).

“Semoga penampilan Tama ini bisa menginspirasi santri lainnya untuk menekuni seni dalang,” harap Ustadzah Annisatul Mufatikhah.

Kemampuan Tama dalam mendalang tak lepas dari bakat seni yang diturunkan dari keluarga.

Putut Brata Prayogo, ayah Tama, menceritakan bahwa putranya memang memiliki darah seniman.

“Mbah-nya dulu niyaga (penabuh gamelan),” ungkap Putut.

Adanya gamelan di rumah pun memudahkan Tama untuk berlatih.

Prestasi Tama menjadi bukti bahwa bakat, latihan, dan dukungan orang tua serta sekolah mampu menghasilkan karya yang luar biasa. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here