SAMPUNG, Media Ponorogo – Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP), proyek ikonik setinggi 126 meter di atas perbukitan Sampung, terus bergeliat menuju penyelesaian.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kembali mengunjungi proyek tersebut Rabu (14/5/2025), bahkan berani menaiki hingga lantai 14 bangunan yang telah mencapai 98 persen penyelesaian konstruksi utamanya.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyatakan optimisme penyelesaian tahap pertama pada bulan Juni mendatang.
“Bicara Jawa Timur sebagai gerbang baru Nusantara, dari arah barat, tak ada pilihan lain selain Ponorogo. Maka, Monumen Reog dan Museum Peradaban ini harus tuntas,” tegas Bupati Sugiri Sancoko, menekankan pentingnya MRMP sebagai simbol kemajuan daerah.
Khofifah, yang melakukan peletakan batu pertama pada Maret 2023 lalu, menyatakan kebanggaannya atas kemajuan pembangunan MRMP.
Ia menyebut bangunan ini sebagai ikon kebudayaan Ponorogo yang semakin mengukuhkan status kota tersebut sebagai pusat budaya.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menganggap MRMP sebagai representasi semangat pelestarian budaya Indonesia.
“Masyarakat Ponorogo patut berbangga. Dengan penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBtB) oleh UNESCO, MRMP akan menjadi simbol kemajuan budaya Ponorogo,” ujar Khofifah.
Lebih dari sekadar pertunjukan seni, Khofifah melihat Reog sarat dengan nilai-nilai kesatriaan: keberanian, ketangguhan, dan kemuliaan. Nilai-nilai tersebut, menurutnya, membentuk daya juang yang luar biasa dan menjadi inspirasi bagi pembangunan peradaban Indonesia.
“Pembangunan MRMP layak menjadi referensi bagi perjalanan kemajuan peradaban Indonesia. Ponorogo telah membuktikan perjuangan tanpa lelah dalam melestarikan Reog, sehingga Reog dan Ponorogo menjadi satu kesatuan yang diakui dunia,” pungkas Khofifah.
Proyek MRMP, dengan demikian, bukan hanya sebuah bangunan, melainkan simbol kebangkitan budaya dan kemajuan Jawa Timur sebagai gerbang utama Nusantara dari arah barat. (mas)