SAMPUNG, Media Ponorogo – Desa Sampung, Ponorogo, tidak hanya akan dikenal karena Monumen Reog dan Museum Peradaban yang menarik, namun juga akan segera mendapatkan sentuhan khusus dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo.
Melalui Dana Alokasi Khusus Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (DAK PPKT) Tahun Anggaran 2024, anggaran sebesar Rp10,7 miliar akan digunakan untuk melakukan peremajaan pemukiman di wilayah tersebut.
Proyek peremajaan ini meliputi perbaikan 75 rumah tidak layak huni (RTLH), instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal, jaringan perpipaan air minum, jalan, dan drainase untuk 5 RT, serta tempat pengelolaan sampah reduce, reuse, recycle (TPS-3R).
“Semua akan diperbaiki, mulai dari RTLH yang akan ditingkatkan menjadi lebih baik, jalan yang akan diperbaiki, drainase yang akan diperbaiki, pipa air minum, serta sarana utilitas seperti kamar mandi, jeding, dan TPS,” ujar Kang Bupati saat melakukan sosialisasi pengerjaan proyek DAK PPKT di Balai Desa Sampung beberapa waktu lalu.
Tidak hanya memastikan bahwa permukiman tersebut layak huni dan aman bagi warganya, Kang Bupati juga menekankan bahwa pembangunan ini akan mendukung ekosistem wisata di Kawasan Monumen Reog dan Museum Peradaban di masa depan.
“Pemukiman di sekitar Monumen Reog tidak boleh kumuh. Karena nantinya wilayah ini akan menjadi episentrum pariwisata dan ekonomi Ponorogo,” tambahnya.
Jamus Kunto Purnomo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo, menjelaskan bahwa pelaksanaan proyek DAK PPKT akan dimulai pada tanggal 28 Februari dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2024.
“Dengan adanya sosialisasi ini, pelaksanaan proyek akan segera dimulai dan diharapkan semua pekerjaan dapat selesai pada tanggal 31 Desember 2024,” ungkap Jamus.
Dengan adanya proyek peremajaan ini, diharapkan bahwa Desa Sampung akan semakin indah dan nyaman untuk dihuni oleh warganya. Selain itu, pembangunan ini juga akan memberikan dampak positif bagi pariwisata dan ekonomi Ponorogo secara keseluruhan. (mas)
