Pada hari Jumat, 9 Februari 2024 dan hari Sabtu, 10 Februari 2024, PMM Bhaktiku Negri Gelombang 5 Kelompok 83, Di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. yang di bimbing oleh bapak Muhammad Luthfi S.H.,S.Sy.,M.H., dan beranggotakan Jelena Imelia Wijanarko (202210110311057), Adhitya Fauzan Akmal (202210110311062), Rhabecca Ratu Balqhis (202210110311081), Edi Wisnu Wahyu A (202210110311104), Zulfatul Hamdiyah (202210110311222).
Kelompok 83 PMM dari Universitas Muhammadiyah Malang melakukan sosialisasi dan konsultasi perihal kedisiplinan puta/putri dari beberapa wali murid SDN 2 Singgahan. Kegiatan ini didasari dengan adanya masalah ketidakdisiplinan dari siswa siswi yang sering membolos sekolah sehingga dapat mempengaruhi kebiasaan yang akan berkembang dari masa ke masa.
Kelompok kami menghubungi kepala sekolah SDN 2 Singgahan untuk mencari informasi nama nama dan alamat siswa siswi yang sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
Kami mendapat empat nama siswa siswi yang sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan, jumlah alfa (A) pada absensi siswa dan siswi yang tidak tertib ini rata rata 50% dalam sebulan. Oleh sebab itu, kami pun mencari informasi alamat rumah dari masing masing siswa kepada bapak/ibu guru SDN 2 Singgahan.
Setelah kami telusuri, ternyata terdapat beberapa alasan yang berbeda dari masing masing siswa/siswi. Beberapa alasan tersebut yaitu, kemalasan siswa sehingga wali murid merasa jengkel dan membiarkan putra/putrinya untuk membolos, kurangnya perhatian guru yang menyebabkan siswa/siswi menyepelekan sekolah, metode pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa/siswi bosan belajar dan enggan berangkat sekolah, dan juga kurangnya penanaman kedisiplinan ditiap siswa.
Kami pun menyampaikan edukasi kedisiplina kepada orang tua wali murid dari siswa SDN 2 Singgahan dengan cara yang sopan dan ramah. Kami menyampaikan apabila puta/putri dari orang tua wali murid SDN 2 Singgahan tidak ditanamkan rasa tanggung jawab dan disiplin sejak dini, maka akan mempengaruhi perilaku siswa dan siswi dimasa depan dan sijenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akibat yang ditimbulkan dari ketidaksiplinban tersebut adalah antara lain, menurunnya nilai, kurangnya rasa tanggung jawab dari tiap siswa, serta dapat mempengaruhi hubungan anatar siswa yang lain.
Selain itu, kami mencoba untuk menciptakan semangat belajar dengan cara sering memberi ice breaking atau permainan yang dapat mempererat bonding antar siswa SDN 2 Singgahan. Kami memberikan permainan yanbg dapat mengasah konsentrasi, rasa percaya diri sekaligus ketangkasan dari siswa SDN 2 Singgahan. Hal ini kami harap dapat mencadi contoh kepada bapak/ibu gur SDN 2 Singgahan untuk memberi variasi atau warna dalam pembelajaran sehingga siswa dan siswi dapat kembali semangat belajar. Dengan sedikit dorongan, siswa dan siswi SDN 2 Singgahan juga dapat menjadi siswa siswi yang disiplin, rajin, dan bertanggung jawab sehingga dapat menjadi generasi emas yang dapat bermanfaat. (mas)